- Deretan Morfologis
Morfologi
adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata (Tarigan,1985
: 4)
Morfologi
mengkaji tentang satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi, dan
alat-alat dalam proses morfologi itu. Selain objek kajian, dalam morfologi juga
terdapat istilah deretan morfologis atau disebut juga paradigma. Deretan morfologi
bermanfaat bagi penentuan morfem-morfem.
(Tarigan,
1985: 9) Deretan morfologi adalah suatu daftar atau deretan yang memuat atau
berisi kata-kata yang berhubungan, baik dalam bentuk maupun dalam maknanya.
Agar kita mengetahui suatu kata terdiri dari berapa morfem, maka kita harus
membandingkan kata tersebut dengan kata-kata lain dalam deretan morfologi.
Contoh dalam kata bertemu. Selain kata bertemu,
kita juga lazim mendengar kata ditemukan,
menemui, temukan, ditemui, pertemuan, penemuan, penemu, menemukan, dan menemui.
Berdasarkan kata-kata tersebut maka deretan morfologinya adalah sebagai
berikut.
ditemukan
bertemu
menemui
temukan
pertemuan
penemuan
penemu
menemukan
temui
temu
ditemukan
bertemu
menemui
temukan
pertemuan
penemuan
penemu
menemukan
temui
temu
Berdasarkan
perbandingan kata-kata yang tertera dalam deretan morfologik di atas,
dapat disimpulkan adanya morfem temu sebagai unsur yang terdapat pada
tiap-tiap anggota deretan morfologik.
Sehingga dapat
dipastikan kesimpulannya sebagai berikut.
kata
kata
kata
kata
kata
kata
kata
kata
|
ditemukan
bertemu
menemui
temukan
ditemui
pertemuan
penemu
menemukan
menemui
|
terdiri dari morfem di-, temu dan morfem -kan
terdiri dari morfem ber-,dan morfen temu
terdiri dari morfem me-, temu dan morfem –i
terdiri dari morfem temu, dan morfem -kan
terdiri dari morfem di-, temu dan
morfem -i,
terdiri dari morfem temu dan morfem per-an
terdiri dari morfem pe-, morfem temu
terdiri dari morfem
me-, temu dan morfem kan
terdiri dari morfem me,
temu. Dan morfem -i
|
- Hierarki Kata
Hierarki
kata adalah susunan, pembentukan, tingkatan atau penjenjangan kata. Jika kita
membahas tentang hierarki kata, maka pada prinsipnya kita berbicara mengenai
unsur langsung yang membentuk sebuah kata (Terigan, 1985:23). Dalam proses afiksasi (pengimbuhan), sebuah afiks
diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi sebuah kata (Chaer,
2008:27). Contoh pada dasar tulis
diimbuhkan afiks me- maka akan
menghasilkan kata menulis yaitu
sebuah kata kerja aktif.
Alat
pembentukan dalam proses morfologi
adalah sebagai berikut.
1. Afiks (imbuhan) dalam proses afiksasi.
1. Afiks (imbuhan) dalam proses afiksasi.
Proses afiksasi meliputi prefiks (awalan), sufiks (akhiran),
infiks (sisipan) dan konfiks (penggabungan antara awalan dan akhiran),
2. Pengulangan
dalam proses reduplikasi.
Hasil dari proses reduplikasi ini lazim disebut dengan
istilah kata ulang. Secara umum dikenal ada tiga macam pengulangan, yaitu kata
ulang utuh atau murni, kata ulang berubah bunyi, dan kata ulang sebagian.
3. Penggabungan
dalam proses komposisi.
Proses komposisi yaitu gabungan dua kata atau lebih
yang memiliki makna baru. Contohnya merah jambu, merah hati, dan merah bata,
mata kucing, mata kerbau, mata harimau, dan sebagainya.
4. Pemendekan
dan penyingkatan dalam proses abreviasi.
Abreviasi adalah proses pemendekan yang terdiri atas
singkatan, penggalan, dan akronim. Singkatan adalah pemendekan yang diambil
dari huruf awal dan dibaca satu per satu. Contoh BPUPKI, PPKI, UNP, dan
sebagainya. Penggalan adalah pemenggalan terhadap sebuah kata. Contoh kata laboratorim menjadi labor. Sedangkan akronim adalah singkatan yang dibaca sebagaimana
penulisannya. Contoh Fakultas Ilmu Pendidikan dibaca FIP, Fakulatas Ilmu Sosial
dibaca FIS, dan sebagainya.
5. Pengubahan
status dalam proses konversi.
Konversi adalah
pengubahan status makna kata dalam proses penggunaan kata tersebut. Contoh bentuk
foto yang berstatus nomina dalam kalimat “ ini adalah foto joko widodo”, dapat
diubah statusnya menjadi bentuk foto yang barstatus verba dalam kalimat “
tolong foto kami”.
Dalam kenyataannya, semua satuan gramatikal terkecuali
morfem sebenarnya terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil melalui suatu
hierarki. Contoh kata pertanggungjawaban, terbentuk dari unsur per-an dan
tanggungjawab. Selanjutnya satuan tanggungjawab terbentuk dari unsur tanggung dan jawab.
- Analisis IC
Analisis IC (Immediate Constituent Analysis) adalah
salah satu model atau teknik dalam menganalisis satuan-satuan morfologi. Teknik
analisis unsur bawahan langsung pada dasarnya menyatakan bahwa setiap satuan
bahasa (yang bukan akar) terdiri atas dua unsur langsung yang membangun satuan
bahasa itu. Misalnya bentuk perusak
terdiri dari unsur langsung pe- dan rusak, bentuk persaudaraan terdiri dari unsur per-an
dan saudara, dan bentuk perkenalan terdiri dari unsur kenal dan konfiks per-an. Dalam melakukan analisis dengan teknik ini, perlu
diperhatikan makna dari bentuk tersebut. Misalnya bentuk berpakaian terdiri dari unsur langsung ber- dan pakaian, karena
makna berpakaian adalah ‘ mengenakan
pakaian’. Lalu bentuk pakaian unsur
langsungnya pakai dan sufiks –an.
Bentuk menggeserkan dapat dianalisis atas unsur
langsung meng- dan geserkan, tetapi juga dapat dianalisis atas menggeser dan
kan-. Namun menurut makna dan urutan pembentukannya, unsur-unsur langsungnya
meng- dan geserkan. Jadi sufiks –kan lebih dahulu diimbuhkan pada akar geser
menjadi geserkan. Baru kemudian diimbuhkan prefiks meng- sehingga menjadi
menggeserkan. Jika dibagankan akan menjadi sebagai berikut.
- Bentuk Asal dan Dasar
Bentuk asal atau kata dasar adalah satuan terkecil
yang menjadi asal atau permulaan suatu kata kompleks (Tarigan, 1985: 20).
Contoh berkemauan terbentuk dari kata
dasar mau, kemudian mendapat afiks ke-an menjadi kemauan yang seterusnya mendapat afiks ber- menjadi berkamauan.
Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar atau
dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, dapat diberi afiks tertentu
dalam proses afiksasi, reduplikasi, atau dapat digabung dengan morfem yang lain
dalam suatu proses komposisi atau pemajemukan (Chaer, 2008:21). Contoh bentuk
asal adalah sebagai berikut.
1. Pergi dalam kata bepergian.
2. Datang dalam kata berdatangan.
3. Maju dalam kata kemajuan.
4. Dapat dalam kata mendapatkan.
5. Lihat dalam kata melihat.
Bentuk dasar biasanya digunakan untuk menyebut sebuah
bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat
berupa mofem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan morfem (Chaer,
2008:22). Sedangkan bentuk dasar adalah satuan, baik tunggal atau kompleks, yang
menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar atau lebih kompleks
(Tarigan, 1985:20). Contoh berteriak
terdiri dari morfem ber- dan teriak, maka yang menjadi bentuk dasar
dari berteriak itu adalah teriak. Contoh lain yaitu bersandaran terdiri dari bentuk dasar sandaran dengan afiks ber-, seterusnya kata sandaran terdiri dari bentuk dasar sandar dan afiks –an. Berikut adalah contoh lain bentuk dasar.
Kata
|
Bentuk Asal
|
Bentuk Dasar
|
Keanekaragaman
|
Aneka ragam
|
Aneka ragam
|
Berlarian
|
lari
|
lari
|
Berkeliaran
|
liar
|
liar
|
Mengikatkan
|
ikat
|
ikatkan
|
Ikatkan
|
ikat
|
ikat
|
Berpeluk-pelukan
|
peluk
|
pelukan
|
Pelukan
|
peluk
|
peluk
|
Berkelanjutan
|
lanjut
|
kelanjutan
|
Kelanjutan
|
lanjut
|
lanjutan
|
Lanjutan
|
lanjut
|
lanjut
|
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk
asal ada kalanya sama dengan bentuk dasar. Namun perlu kita ketahui bahwa bentuk asal selalu
berupa bentuk tunggal, sedangkan bentuk dasar mungkin berupa bentuk tunggal dan
mungkin pula berupa bentuk kompleks.
Tarigan, Henry Guntur, 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Ba’dulu, Abdul Muis, 2010. Morfosintaksis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar