MAKALAH CARA MENJAGA HUBUNGAN GURU DENGAN ORANG TUA SISWA

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
 Proses belajar di sekolah merupakan aktivitas yang kompleks. Selain metode dan media, pengelolaan kelas merupakan hal yang juga perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas terdiri atas beberapa aspek yakni aturan dasar, disiplin kelas, penanganan konfontasi, tindakan dan sikap pendidik, serta menjaga hubungan guru dengan orang tua siswa.
Pada makalah ini akan dijelaskan salah satu dari aspek pengelolaan kelas yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu menjaga hubungan guru dengan orang tua siswa. Pada hakikatnya dalam pendidikan, guru dan orangtua mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang yang lebih baik. Meskipun di sekolah hanya guru yang bertindak sebagai pendidik, namun orang tua juga mempunyai peranan besar dalam perkembangan anak. Oleh sebab itu, orang tua siswa harus dilibatkan dalam program-program, kegiatan-kegiatan, atau apapun yang berkaitan dengan anak.

B.     Rumusan Masalah
            1.      Mengapa guru perlu menjaga hubungan dengan orang tua siswa?
            2.      Bagaimana menjaga hubungan guru dengan orang tua siswa?

C.    Tujuan Masalah
            1.      Untuk mendeskripsikan alasan mengapa guru harus menjaga hubungan dengan orang tua siswa.
            2.      Untuk mendeskripsikan bagaiman menjaga hubungan guru dengan orang tua siswa.
 
BAB II
PEMBAHASAN

    A.      Pentingnya Menjaga Hubungan Guru dengan Orang Tua Siswa
Salah satu aspek dalam pengelolaan kelas adalah mempertahankan atau menjaga hubungan guru dengan orang tua siswa. Hubungan (relationship) adalah kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses kehidupan manusia termasuk dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, yakni hubungan guru dengan orang tua siswa.
Orang tua adalah guru pertama yang ditemui anak dalam kehidupannya. Orang tua sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Menurut Saptorini (2011), peranan orang tua terdiri dari dua jenjang. Pertama, orang tua dapat mendukung perkembangan intelektual dan kesuksesan akademik anak dengan memberi mereka kesempatan-kesempatan dan akses ke sumber-sumber pendidikan seperti jenis sekolah yang dimasuki anak atau akses ke perpustakaan dan televisi pendidikan. Kedua, orang tua dapat membentuk perkembangan kognitif anak dan pencapaian akademik secara langsung dalam aktivitas pendidikan mereka. Peranan tersebut didapatkan anak di lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama bagi anak, karena dalam keluargalah anak dirawat, dibentuk hingga bekembang menjadi dewasa. Bentuk, isi, dan cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian anak. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Di dalam keluarga, ayah dan ibu (orang tua) adalah orang yang paling mengetahui anaknya. Orangtua adalah sosok yang paling dekat dengan anaknya dan yang paling mengetahui segala sesuatu tentang anaknya. guru dan orang tua adalah dua pihak yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Hubungan yang terjalin antara guru dengan orang tua sangatlah penting. Guru dan orang tua dapat saling bertukar informasi tentang anak, yang dapat meningkatkan aktivitas belajar anak tersebut baik di sekolah maupun di rumah. Jika hubungan antarguru dengan orang tua tidak terjalin dengan baik, maka akan berdampak pada kemunduran kualitas proses belajar mengajar, dan akan menurunkan mutu pendidikan. Kerja sama antarguru dengan orang tua diperlukan untuk perkembangan anak secara optimal.


     B.      Cara Menjaga Hubungan Guru dengan Orang  Tua Siswa
Mempertahankan atau menjaga hubungan guru dengan orang tua siswa bukanlah hal yang mudah. Guru selalu dianggap oleh orang tua sebagai tokoh yang disegani dan dianggap di atas mereka. Demikian halnya orang tua, guru pun menganggap orang tua sebagai tokoh yang tidak mudah untuk menjalin hubungan yang dekat. Namun, dalam dunia pendidikan paradigma tersebut haruslah dihapuskan. Guru dan orang tua harus menyadari akan kesamaan derajat dan tanggung jawab mereka. Kesamaan tersebut adalah dalam hal membina dan mendidik anak untuk bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Meskipun memiliki tugas ataupun tanggung jawab yang sama, namun yang paling berperan dalam menjalin dan menjaga hubungan baik antara guru dengan orang tua siswa adalah pihak sekolah ataupun guru itu sendiri. Pihak sekolah ataupun guru  membutuhkan peranan guru untuk kemajuan pendidikan siswa. Maka cara yang dapat digunakan pihak sekolah atau guru untuk menjalin dan menjaga hubungan guru dengan orang tua siswa adalah sebagai berikut.

1.      Adakan Rapat Guru dengan Orang Tua Siswa di Awal Semester
         Sebelum proses belajar mengajar dimulai, tepatnya pada awal semester, ada baiknya pihak sekolah mengadakan rapat antara guru dengan orang tua siswa. Hal itu bertujuan agar guru dan orang tua siswa sama-sama mendiskusikan dan mengajukan serta menyepakati program-program atau hal-hal yang akan diterapkan di sekolah, yang dapat menunjang kemajuan pendidikan di sekolah. Dengan hal itu, komunikasi ataupun pertukaran pendapat antara guru dan orang tua siswa dapat berjalan secara terbuka. Melalui hal itu pula, orang tua dapat menerima informasi perihal rencana-rencana yang akan diberikan kepada anaknya.
Selain mendiskusikan program-program, rapat di awal semester antara guru dengan orang tua siswa juga sekaligus menyampaikan kepada orang tua tentang peraturan-peraturan sekolah yang harus dipatuhi siswa. Peraturan tersebut berupa tanggal pembayaran dan jumlah uang sekolah, jam masuk sekolah, peraturan seragam siswa, kegiatan siswa sebelum mulai pembelajaran, dan sebagainya. Dengan informasi tersebut, orang tua dapat menyiapkan kebutuhan siswa serta menyesuaikan kegiatan anak di rumah agar tidak mengganggu kegiatan siswa di sekolah.

2.      Meminta Orangtua Mengisi Formulir yang Berisi informasi Siswa dan Orang Tua
Berkaitan dengan rapat yang diadakan sekolah yakni antara guru dengan orang tua siswa, dalam kegiatan tersebut juga sekaligus meminta orang tua mengisi formulir. Formulir yang harus diisi orang tua siswa tersebut berisi informasi anak dan informasi orang tua yakni nama, jumlah anak, pekerjaan, alamat, nomor telepon, dan sebagainya. Informasi tersebut berguna agar guru lebih mengenal siswa dan orangtuanya.
Sangat penting guru mengetahui nomor telepon orang tua setiap siswanya. Hal itu berguna untuk memudahkan guru menghubungi sekaligus menjalin kedekatan dengan orang tua siswa. Menurut Sudrajat (2012), guru hendaknya menginformasikan secara rutin kepada para orang tua apa yang guru berikan di kelas. Selain melaporkan perkembangan siswa, guru juga dapat sesekali menghubungi orang tua untuk menanyakan kabar meskipun hanya sekedar basa-basi. Orang tua akan sangat menghargai usaha guru dalam menjalin komunikasi bersama guna memajukan kualitas siswa.
Sekalipun guru telah dapat menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa, namun tidak lantas guru harus menerima kemauan orang tua. Guru tentu saja dapat berkata 'tidak' kepada para orang tua apabila dirasa permintaan mereka tidak dapat dipenuhi. Guru harus mampu mengutarakan keberatannya secara sopan, diplomatis, lembut namun tegas. Berikan kepada mereka penjelasan selengkap-lengkapnya sehingga tidak timbul kesalahpahaman.
 
3.      Mengundang Orang Tua untuk Mendampingi Siswa Saat menerima Hadiah di Perlombaan-perlombaan Akademik maupun Nonakademik
Menerima hadiah adalah sesuatu hal yang menyenangkan bagi setiap orang, termasuk siswa. Beberapa siswa antusias dan berusaha mendapatkan hadiah dengan cara belajar keras dan mengikuti perlombaan-perlombaan. Pada saat penerimaan hadiah, baik di dalam maupun di luar sekolah, hendaknya mengundang orang tua siswa untuk mendampingi anaknya yang berprestasi. Mengundang orang tua pada saat seperti itu bukan saja memotivasi siswa lain untuk berprestasi dan menghadirkan orang tuanya, melainkan juga dapat menjalin hubungan antara guru dengan orang tua siswa.
Kehadiran orang tua siswa tersebut dapat digunakan guru sebagai kesempatan untuk berdiskusi tentang anaknya yang berprestasi. Guru dapat menanyakan cara belajar, kebiasaan-kebiasaan, maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak di luar sekolah. Melalui komunikasi tersebut, guru dapat menjalin hubungan dengan orang tua siswa, dan informasi yang telah didapatkan guru dapat dijadikan contoh untuk memotivasi siswa lain
 
4.      Mengadakan Surat Menyurat antara Pihak Sekolah atau Guru dengan Orang Tua
Menurut Jamar (2014), dalam konsep pendidikan inklusif diperlukan kerja sama antar orang tua dengan guru yang dimulai dengan komunikasi. Dalam komunikasi satu sama lain tidak saling menunggu [interaktif], tetapi diperlukan inisiatif dari kedua belah pihak. Komunikasi interaktif menempatkan semua pihak sama penting. Orang tua dan guru diharapkan mampu memulai dan menyampaikan pesan yang berhubungan dengan kebutuhan belajar anak. Komunikasi yang interaktif perlu dilanjutkan dengan tindakan partisipatif, yakni mengembangkan hubungan kerja sama sekolah dan orang tua untuk menjadikan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran anak.
Komunikasi dapat dijalin melalui surat menyurat antara guru dengan orang tua sebagai bentuk komunikasi formal. Contohnya apabila siswa mengalami penurunan dalam proses belajarnya atau tidak hadir tiga hari berturut-turut tanpa alasan yang jelas, maka guru dapat menginformasikan masalah tersebut dengan mengirim surat panggilan kepada orang tua siswa. Contoh lain adalah pada saat sekolah membutuhkan sumbangan untuk kemajuan sekolah, maka akan lebih resmi dan lebih baik apabila pihak sekolah meminta sumbangan melalui surat kepada orang tua. Hal-hal yang kurang layak dan kurang jelas diberitahukan melalui telepon, hendaknya disampaikan melalui surat menyurat.

5.      Adanya Kunjungan ke Rumah Siswa
         Selain menghubungi melalui telepon maupun surat menyurat, guru juga dapat berkomunikasi kepada orang tua siswa dengan cara mengunjungi langsung rumah siswa. Menurut Linayah (2011), pelaksanaan kunjungan ke rumah berdampak positif bagi siswa dan guru, yakni sebagai berikut.
Pertama, kunjungan melahirkan perasaan pada siswa bahwa sekolahnya selalu memperhatikan dan mengawasinya. Dengan hal itu, siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Kedua, kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada guru melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara siswa belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga. Ketiga, guru berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua siswa tentang pendidikan yang baik dan cara-cara menghadapi masalah yang sedang dialami anaknya.
Hubungan antara orang tua dengan guru akan bertambah erat. Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua siswa untuk lebih terbuka dan dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya. Guru mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui. Kunjungan guru ke rumah siswa dapat membentuk komunikasi, saling memberikan informasi tentang keadaan anak, dan saling memberi petunjuk antara guru dengan orang tua. Menurut Buchler (dalam Hamalik, 2012: 111), saat mengunjungi rumah orang tua siswa hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut.
1.      Mulailah dengan suatu pertanyaan yang positif tentang kemampuan dan minat siswa, sehingga orang tua tersebut teransang untuk berbicara lebih lanjut.
2.      Terimalah tujuan-tujuan atau keinginan-keinginan orang tua meskipun mungkin berbeda dengan sekolah. Kemudian perluas tujuan-tujuan belajar yang sempit itu menjadi tujuan-tujjuan yang lebih luas, perkembangan pribadi dan penyesuaian sosial.
3.      Doronglah orang tua agar menyatakan keinginannya tentang kebutuhan anknya, dan carilah alasan-alasan yang tepat untuk itu.
4.      Lakukan observas terhadap para siswa itu dan bandingkan respon-responnya antara sekolah dan rumah, buatlah interpretasinya.
5.      Ingat bahwa kritik atau evaluasi dari para siswa ditanggapi secara emosional, demikian pula halnya orang tua.
6.      Dengarkanlah tuntunan atau kritik orang tua terhadap sekolah, dan terimalah sebagai tanda bukti adanya minat atau saran-saran yang perlu dipertimbangkan.
7.      Apabila terjadi diskusi tentang suatu masalah, bersiap-siaplah menerima bermacam-macam saran sesuai dengan kemampuan orang tua.

6.      Mengundang Orang Tua Saat Siswa Menerima Rapor
Rapor merupakan buku yang berisi nilai-nilai siswa selama menempuh pendidikan di suatu sekolah. Rapor yang biasanya diberikan setiap semester kepada siswa dapat digunakan sebagai penghubung antara pihak sekolah atau guru dengan orangtua.
Pembagian rapor hendaknya diadakan di lapangan terbuka yang bukan saja per kelas melainkan keseluruhan siswa yang ada di suatu sekolah. Dalam pembagian rapor tersebut dapat diumumkan juara tiga besar pada setiap kelas. Kemudian siswa-siswa beserta orang tua yang telah disebut namanya, dihadirkan di tengah-tengah semua siswa dan orang tua. Orang tua mendampingi anaknya menerima hadiah dan rapornya. Dengan hal itu, siswa lain juga dapat terdorong untuk juara.
Selain mendorong siswa, mengundang orangtua saat pembagian rapor juga dapat menjalin dan menjaga hubungan antara guru dengan orang tua siswa. Pada saat itu juga guru dapat memberi informasi atau meminta bantuan orang tua bila hasil rapor anaknya kurang baik. Sebaliknya, jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, maka guru dapat meminta secara langsung kepada orang tua agar dapat mendukung anaknya lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.

7.      Mengundang Orang Tua pada Acara-acara Tertentu yang Diadakan Sekolah
Selain pada saat siswa menerima rapor, pihak sekolah atau guru juga dapat mengundang orang tua siswa untuk acara-acara tertentu yang diadakan sekolah baik di dalam sekolah itu sendiri atau di luar sekolah. Acara-acara tersebut seperti parayaan hari guru, acara perpisahan, bakti sosial, olahraga bersama, dan sebagainya. Melalui acara-acara tersebut, guru dapat bertemu dengan orang tua lebih intensif, sehingga hubungan antara guru dengan orang tua siswa terjalin lebih erat.

8.      Melibatkan Orang Tua pada Setiap Masalah-masalah maupun Prestasi yang Diraih Siswa
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orang tua adalah tokoh yang sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anaknya (siswa di sekolah). Orang tua adalah guru pertama yang ditemui anak dalam kehidupannya. Didikan yang diberikan orang tua terhadap anaknya juga mempengaruhi pikiran dan tingkah laku anak tersebut di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Maka salah satu cara untuk menjalin dan mempertahankan hubungan guru dengan orang tua siswa adalah dengan melibatkan orangtua pada setiap perkembangan siswa. Perkembangan tersebut meliputi masalah-masalah maupun prestasi-prestasi yang diraih siswa.
Cara melibatkan orang tua dalam perkembangan siswa di sekolah adalah dengan berkomunikasi kepada orang tua tersebut, baik melalui telepon, surat menyurat, maupun kunjungan langsung ke rumah siswa. Semakin banyak berkomunikasi dengan orang tua, maka akan semakin terlibat pula orang tua dalam perkembangan anaknya, serta hubungan guru dengan orang tua siswa dapat terjalin dengan baik.
 
 9.      Guru Juga Bisa Ikut pada Pertemuan-Pertemuan Khusus yang Diadakan Oleh Komunitas Orang Tua Siswa

Berbeda dengan cara-cara yang telah disebutkan sebelumnya, pada cara yang terakhir ini guru harus memberanikan diri ikut ke acara-acara yang diadakan komunitas atau kumpulan orang tua siswa. Acara tersebut berupa arisan yang diadakan oleh para orang tua dengan guru. Melalui acara arisan tersebut, orang tua dan guru dapat bercengkrama dan lebih berbaur satu sama lain, sehingga antara orang tua dan guru terlihat tidak berbeda status dan golongan. Selain itu, guru juga hendaknya rajin menghadiri undangan-undangan orang tua siswa.

Demikian cara-cara yang dapat dilakukan pihak sekolah atau guru untuk menjalin dan menjaga hubungan dengan orang tua siswa. Apabila sudah terjalin hubungan yang sangat erat, maka guru dan orang tua dapat mudah bekerjasama untuk kemajuan pendidikan anak. Komunikasi interpersonal adalah kunci utama guru dalam menjaga hubungan dengan orang tua siswa. Menurut Devito (dalam Budianto, 2013), komunikasi interpersonal bertujuan untuk belajar, berhubungan, dan meyakinkan. Oleh sebab itu melalui komunikasi interpersonal, guru dengan orang tua dapat terjalin hubungan yang baik.


BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Menjaga hubungan baik antara guru dengan orang tua adalah hal penting yang harus diperhatikan pihak sekolah. Apabila hubungan guru dengan orang tua terjalin dengan baik, maka dapat mendukung kemajuan pendidikan siswa.
Cara yang dapat dilakukan pihak sekolah atau guru dalam menjalin dan menjaga hubungan dengan orang tua yaitu, (1) adakan rapat guru dengan orang tua siswa di awal semester, (2) meminta orang tua mengisi formulir yang berisi informasi siswa dan orang tua, (3) mengundang orang tua untuk mendampingi siswa saat menerima hadiah di perlombaan-perlombaan akademik maupun nonakademik, (4) mengadakan surat menyurat antara pihak sekolah atau guru dengan orang tua, (5) adanya kunjungan ke rumah siswa, (6) mengundang orang tua saat siswa menerima rapor, (7) mengundang orang tua pada acara-acara tertentu yang diadakan sekolah, (8) melibatkan orang tua pada setiap masalah-masalah maupun prestasi yang diraih siswa, dan (9) guru juga bisa ikut pada pertemuan-pertemuan khusus yang diadakan oleh komunitas orang tua.

B.      Saran
Berdasarkan hal-hal yang sudah dijelaskan pada bab pembahasan, maka sangat penting seorang guru menjalin hubungan dan komunikasi terhadap orang tua guru. Garu hendaknya sering-sering berdiskusi dengan orang tua terkait pertumbuhan, perkembangan, maupun penurunan prestasi siswa. Melalui diskusi tersebut, guru dapat menentukan solusi yang tepat sesuai perkembangan dan kondisi siswa. Bukan saja guru, orang tua juga dapat mengetahui kekurangan kemampuan anaknya di sekolah, sehingga orang tua dapat menentukan perlakuan yang tepat diberikan kepada anak yang dapat menunjang hasil belajar anak.

 DAFTAR PUSTAKA

Budianto. 2013. “Proses Komunikasi Interpersonal antara Guru dengan Murid Penyandang         Autis di Kursus Piano Forzando Surabaya”. http;//studentjournal.petra.ac.id. Diakses         15 Mei 2015.

Jamar. 2014. “Hubungan Guru dengan Orang Tua Siswa”. http://membumikan-pendidikan.       blogspot.com. Diakses 13 Mei 2015.
                                                                                         
Linayah. 2011. “Hubungan Kerjasama antara Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan   Aktivitas Belajar Murid”. https://sditalinayah.wordpress.com. Diakses 13 Mei          2015.
Oemar, Hamalik. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Saptorini. 2011.” Membina Hubungan Orang Tua dan Guru”. http://inspiringteach.Blogspot       com. Diakses 13 Mei 2015.
Sudrajat, Akhmad. 2012. “Hubungan Guru dengan Siswa”. https://akhmadsudrajat.word          press.com. Diakses 13 Mei 2015.
              . 2012. “Kolaborasi Guru dan Orang Tua dalam PAUD”. http://simutmaniz.blog            spot.    com. Diakses 13 Mei 2015.


Komentar

Kaos Dakwah Islam mengatakan…
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
Tshirt Dakwah Quote

Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Penggoda dan Penghianat Itu Tidak Akan Pernah Bahagia