CONTOH SETIAP TAHAP MODEL ADDIE DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengantar
Model ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation)
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah
satu fungsi ADDIE adalah menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pembelajaran
itu sendiri.
Pembelajaran dengan menggunakan model ADDIE merupakan
pembelajaran yang efektif dan efesien serta prosesnya bersifat
interaktif. Hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran
ke fase berikutnya.
Model ADDIE adalah
jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media berbasis
teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara pembelajaran
tidak hanya menggunakan pertemuaan kuliah, buku teks, tetapi juga memungkinkan
untuk menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam materi
pelajaran.
B. Pembahasan
Model ADDIE merupakan salah satu desain pembelajaran
yang membantu guru menciptakan pembelajaran yang efektif. ADDIE didasarkan pada
lima proses belajar yaitu sebagai berikut (Sukini, 2015).
1. Analisis (Analysis)
Tahap analisis merupakan
dasar dari semua tahapan lainnya. Tahapan ini merupakan suatu proses
mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar yaitu melakukan
analisis kebutuhan yang meliputi mengidentifikasi masalah (kebutuhan) dan
melakukan analisis tugas. Sebelum mendefinisikan kebutuhan siswa, terlebih
dahulu dicaritahu karakteristik siswa yakni melalui angket maupun interview. Oleh
karena itu, output yang akan dihasilkan
adalah berupa karakteristik atau profile siswa, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Aktivitas dalam tahap
analisis setelah mengetahui karakteristik siswa adalah menentukan metode,
media, dan bahan ajar
baru yang akan dikembangkan.
Dalam tahap analisis juga diidentifikasi produk yang sesuai dengan
sasaran peserta didik dan tujuan
belajar. Selanjutnya mengidentifikasi
isi/materi pembelajaran serta mengidentifikasi
lingkungan belajar maupun strategi
penyampaian materi dalam
pembelajaran. Berikut adalah
contoh tahapan analisis model ADDIE berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 dalam
kurikulum 2013 kelas VIII bidang studi bahasa Indonesia Memahami teks
cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi
baik melalui lisan maupun tulis.
Dalam hal ini yang akan diberikan contoh tahapan
analisis dari model ADDIE adalah dalam mengajarkan teks ulasan. Berikut adalah
hasil analisis karakteristik dan kebutuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Padang.
a.
Siswa kelas VIII berjumlah 35 orang.
b.
Rata-rata siswa berumur 14 tahun.
c.
Mayoritas siswa memiliki orang tua yang bekerja
sebagai petani dan pedagang.
d.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda. Para siswa perempuan cenderung belajar dengan gaya visual
kinestetik, sedangkan para siswa laki-laki cenderung belajar audiotorik.
e.
Seluruh siswa memiliki LKS, namun hanya beberapa
siswa yang memiliki buku pegangan berupa buku teks.
f.
Mayoritas siswa jarang mengunjungi toko buku maupun
perpustakaan di luar sekolah
g.
Meskipun sekolah memiliki perpustakaan besar dan
menyediakan banyak buku, siswa tetap saja malas mengunjungi perpustakaan.
h.
Siswa hanya akan belajar jika guru memberikan
Pekerjaan Rumah (PR).
i.
Berdasarkan KD 3.1, yakni memahami teks ulasan, baik melalui lisan maupun tulis, maka indikatornya
adalah menjelaskan isi, struktur, ciri kebahasaan, dan fungsi teks ulasan
dengan benar baik lisan maupun tulis.
j.
Metode yang akan digunakan adalah metode ceramah,
diskusi, dan presentasi.
k.
Media yang akan digunakan adalah print out teks ulasan dan buku teks.
|
2. Desain (Design)
Setelah melakukan analisis, tahap selanjutnya dalam model
ADDIE adalah desain. Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan di
atas kertas. Tahap ini terdiri dari kegiatan penyusunan kerangka, struktur, dan
isi pembelajaran. Dalam tahap desain sama halnya membuat RPP, yaitu berisi
segala sesuatu yang akan diterapkan dalam pembelajaran, meliputi KI, KD,
indikator, media, metode, jenis penilaian, dan sebagainya. Berikut adalah
desain untuk mengajarkan teks ulasan.
Kompetensi Dasar
|
3.1 Memahami teks ulasan baik melalui
lisan maupun tulis.
|
Indikator
|
3.1.1 Menjelaskan pengertian
teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi baik melalui lisan maupun tulis.
3.1.2 Menjelaskan struktur
teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi baik melalui lisan maupun tulis.
3.1.3 Menjelaskan ciri
kebahasaan teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi,
cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan
maupun tulis.
3.1.4 Menjelaskan fungsi teks
cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita
prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulis.
|
Tujuan
|
1.
Siswa mampu menjelaskan isi
teks ulasan dengan benar.
2.
Siswa mampu menjelaskan struktur teks ulasan dengan
benar.
3.
Siswa mampu menjelaskan ciri bahasa ulasan dengan benar.
4.
Siswa mampu menjelaskan fungsi teks ulasan dengan benar.
|
Materi Pokok
|
Teori dasar tentang teks ulasan.
|
Media
|
1. Ruang belajar
2. Beberapa teks
ulasan dalam bentuk print out
3. LCD (untuk
menayangkan beberapa teks ulasan)
|
Metode
|
Ceramah, diskusi, presentasi, dan
sebagainya.
|
Bahan Ajar
|
1. Buku
Siswa Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII
2. LKS
3. Sumber dari internet
|
Kegiatan Belajar
Mengajar
|
1. Siswa dibagi
menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang.
2. Setiap kelompok
diberikan 2 teks ulasan.
3. Siswa ditugaskan
mendiskusikan pengertian, ciri kebahasaan, struktur, dan fungsi teks ulasan
berdasarkan teks ulasan yang telah mereka baca.
4. Siswa diberikan
contoh teks ulasan dengan menggunakan LCD.
5. Setelah selesai
mendiskusikan, setiap kelompok ditugaskan mempresentasi hasil diskusi
mereka secara bergantian.
|
Peniilaian
|
1. Kehadiran
2. Partisipasi
3. Tugas-tugas
individu maupun kelompok
4. UTS
5. UAS
|
3.
Pengembangan (Development)
Setelah
menganalisis dan membuat desain, tahap selanjutnya dalam model ADDIE adalah
pengembangan. Pengembangan adalah proses mewujudkan
desain menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software
berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan.
Demikian halnya kegiatan pembuatan teks, grafik,
audio, visual, animasi, dan sebagainya yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran
harus dikembangkan. Selanjutnya dalam tahap pengembanagn juga dilakukan penyusunan
tes. Tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah
dirumuskan sebelumnya.
Berikut adalah contoh tahap pengembangan
dalam mengajarkan siswa untuk memahami teks ulasan, yaitu membuat teks ulasan
yang akan diberikan kepada siswa.
Identitas Novel
Judul Novel : Surat Dahlan
Pengarang : Khrisna Pabichara
Tebal Buku : 396 Halaman
Penerbit :
Noura Books (PT Mizan Publika)
Kota Terbit : Jakarta Selatan
Tahun Terbit : 2013
Edisi : Pertama
Surat Dahlan
a. Novel
Surat Dahlan adalah novel karangan dari Khrisna Pabichara. Novel yang
memiliki ketebalan buku 396 halaman ini diterbitkan oleh PT Mizan
Publika. Novel ini menceritakan
tentang Seorang pemuda bernama Dahlan,
pergi merantau ke Samarinda dengan tujuan membahagiakan ayahnya. Berkat kerja
keras Dahlan di rantau akhirnya membuahkan kesuksesan yaitu Dahlan sekarang
berprofesi sebagai wartawan dan mempunyai banyak uang.
b. Buah
tekad dan keinginan merubah nasib, Dahlan, seorang pemuda dari Kebon Dalem
berangkat ke Kalimantan, tepatnya di Samarinda. Dengan mengandalkan beasiswa,
Dahlan melanjutkan kuliahnya, yaitu di PTAI (Perguruan Tinggi Agama Islam).
c. Setelah
menyelesaikan kuliahnya, ia mulai bekerja di majalah Tempo. Berkat bekerja di
majalah Tempo ia mendapatkan lebih banyak pengalaman, dan menjadikannya
sebagai pemimpin koran Jawa Pos. Dahlan bekerja sebagai wartawan. Ia gigih
dalam bekerja, hasilnya Dahlan pulang dengan seorang istri, dua orang anak,
dan satu buah mobil.
d. Novel
yang disajikan dengan diksi menarik ini sangat tepat untuk mendeskripsikan
suasana maupun tempat, sehingga pembaca dapat merasakan seolah-olah seperti
tokoh-tokoh dalam cerita. Contohnya saja pada saat pengarang menggambarkan
kamar yang ada di rumah sakit, maupun rumah kakak sang tokoh utama, kampus
PTAI Samarinda, dan sebagainya. Demikian pula pada saat pengarang
mendeskripsikan perasaan tokoh utama yang sangat merindukan kampung halaman.
Selain diksi yang menarik, di dalam novel ini terdapat banyak nilai-nilai
moral yang disuratkan pengarang, termasuk cerita-cerita yang berbau Islam.
Oleh sebab itu, novel ini dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada
pembaca.
e. Hal utama dalam novel ini yaitu mengangkat
kisah pemuda yang dapat menumbuhkan motivasi untuk maju, sehingga pembaca
dapat mengambi nilai-nilai positif dari novel tersebut.
f. Meskipun
novel ini terdapat banyak kelebihan, namun juga terdapat beberapa kekurangan.
Salah satunya adalah dari segi bahasa. Novel ini secara keseluruhan
menggunakan bahasa Indonesia. Namun, di dalam ceritanya, terdapat sebagian
istilah-istilah atau kalimat yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa
yang sulit dimengerti bagi pembaca yang bukan pemiik bahasa tersebut. Contoh
istilah maupun kalimat dalam bahasa daerah yaitu sndablek, medhok, witing
tresna jalaran saka kulina, ojo ewuh-pakewuh, dan sebagainya. Selain itu
dalam novel ini terdapat juga kata-kata yang jarang digunakan dalam karya
sastra prosa lain, contohnya yaitu menyemburat, lamat-lamat, selasar,
bedeng-bedeng, maremaja, dibredel dan sebagainya. Diksi tersebut sulit
dimengerti bagi pembaca yang tidak mengenal bahasa sastra atau yang memiliki
kosakata sedikit, sehingga untuk dapat lebih mengerti cerita dalam novel ini,
pembaca harus menggunakan kamus maupun media lain yang dapat membantu pembaca
mengerti maksud yang disapaikan pengarang.
g. Secara
keseluruhan, novel ini menceritakan dan menggambarkan kisah seorang tokoh
yang mempunyai semangat maju yang sangat besar dan tidak berhenti berjuang
menuntut ilmu untuk membahagiakan orang tuanya. Jadi, sangat tepat apabila
kisah ini dibaca oleh kalangan anak muda, khususnya mahasiswa yang sedang
merantau maupun untuk pemuda-pemudi yang memiliki keterbatasan biaya dalam
melanjutkan pendidikan. Meskipun cerita dalam novel ini dominan menceritakan
kehidupan anak muda, novel ini juga tepat dibaca oleh orang-orang di semua
kalangan, baik anak-anak yang malas sekolah maupun orang tua yang belum
memiliki pekerjaan agar gigih berusahan dan pantang kalah. Selain manfaat
tersebut, novel ini juga bermanfaat untuk memperkaya kosakata bagi para
pembaca khususnya untuk mengetahui bahasa-bahasa sastra.
|
Setelah membuat teks ulasan yang
akan digunakan dalam pembelajaran, contoh lain dalam tahap desain adalah
membuat tes untuk mengukur kemampuan siswa. Berikut adalah tes essay yang akan
diberikan kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa berdasarkan KD 3.1.
Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan
benar.
1)
Rumuskanlah
pengertian teks ulasan berdasarkan teks ulasan yang telah Ananda baca!
2)
Jelaskan struktur
teks ulasan!
3)
Jelaskan ciri
kebahasaan teks ulasan!
4)
Jelaskan fungsi teks
ulasan!
|
4. Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah langkah untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang telah dibuat. Tahap implementasi
terdiri dari kegiatan uji coba pemanfaatan produk pengembangan. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Contoh tahap implementasi dari model ADDIE dalam mengajarkan
teks ulasan adalah sebagai berikut.
a.
Pada pertemuan
pertama, siswa diberikan angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat
menggali karakteristik siswa. Setelah informasi didapatkan, kemudian diolah
untuk menentukan langkah selanjutnya. Pada pertemuan ini pula guru memberikan
pengantar pembelajaran dengan cara mendiskusikan bersama-sama mengenai apa
itu teks ulasan.
b. Pada pertemuan kedua, siswa dibagi menjadi 6 kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang.
c.
Kemudian setiap
kelompok diberikan 2 print out teks
ulasan.
d. Setiap kelompok kemudian mendiskusikan pengertian,
ciri kebahasaan, struktur, dan fungsi teks ulasan.
e.
Setelah 30 menit
berlangsung, siswa kemudian diberikan contoh teks ulasan melalui LCD dan
dibahas bersama-sama isi teks tersebut.
f.
Setiap kelompok
kemudian mempresentasikan hasil diskusinya mengenai pengertian, ciri
kebahasaan, struktur, dan fungsi teks ulasan.
g. Apabila telah didapatkan 5 pendapat yang berbeda, guru
kemudian mendiskusikan kepada seluruh siswa tentang pengertian, ciri
kebahasaan, struktur, dan fungsi teks ulasan yang benar.
h. Setelah mendapatkan simpulan mengenai materi yang
sedang dibahas, pada akhir pembelajaran siswa diberikan tes essay untuk
mengukur sejauh mana pengetahuan siswa tentang pengertian, ciri kebahasaan,
struktur, dan fungsi teks ulasan, melalui tes yang telah disusun dalam tahap
pengembangan.
Demikian contoh
tahap implementasi dalam mengajarkan teks ulasan.
|
5. Evaluasi
(Evaluation)
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah pembelajaran yang telah
diimplementasikan berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Apabila
tidak berhasil, maka tahap-tahap sebelumnya perlu diperbaiki atau bahkan
diganti. Menurut Mulyatiningsih (2012) evaluasi bertujuan untuk melihat
kembali dampak pembelajaran dengan cara yang kritis, mengukur ketercapaian tujuan
pengembangan produk, mengukur
apa yang telah mampu dicapai oleh sasaran, dan mencari informasi apa saja yang dapat membuat peserta didik mencapai hasil dengan
baik. Evaluasi secara umum dilihat dari angket yang diberikan kepada siswa dan
guru. Namun, evaluasi desai yang telah dibuat juga dapat dilihat melalui hasil
tes essay yang sebelumnya telah diberikan kepada siswa. Apabia mayoritas siswa
memiliki nilai yang baik, maka pembelajaran dengan model ADDIE juga dianggap
berhasil.
Untuk mengevaluasi desain pembelajaran yang telah dikembangkan
dan diimplementasikan, maka dapat menggunakan cara observasi, angket, maupun
interview. Berikut
adalah alat untuk mengevaluasi desain ADDIE yaitu dengan cara interview siswa.
a.
Apakah proses
pembelajaran berkelompok menyenangkan?
b.
Apakah media yang
telah digunakan dapat memudahkan siswa mengerti pengertian, ciri
kebahasaan,struktur, dan fungsi teks ulasan?
c.
Seberapa besar
manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
d.
Apa kesulitan siswa
dalam memahami pengertian, ciri kebahasaan,struktur, dan fungsi teks ulasan?
e.
Metode belajar apa
yang disukai siswa?
|
Selain itu dapat pula dengan menginterview guru berisi
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1)
Bagaimana dampak
pengggunaan desain ADDIE terhadap pencapaian tujuan belajar?
2)
Apa kesulitan
dalam menggunakan desain ADDIE dalam pembelajaran?
3)
Tahapan mana dalam
desain ADDIE yang paling sulit dikerjakan oleh guru?
4)
Metode apa yang
digunakan guru dalam tahap analisis untuk mengetahui karakteristik siswa?
5)
Bagaimana guru
mengkondisikan agar desain ADDIE dapat diterapkan secara optimal?
6)
Menurut guru
desain seperti apa yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran?
|
C.
Penutup
Belajar merupakan aktivitas seumur
hidup. Setiap hari disengaja maupun tidak manusia selalu belajar. Di sekolah,
berbagai macam siswa dikumpulkan dalam satu wadah untuk sama-sama belajar.
Siswa tersebut memilki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga metode,
strategi, maupun media tidak efektif apabila langsung diterapkan begitu saja
dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan hal itu, desain ADDIE
tepat digunakan dalam pembelajaran. Hal itu disebabkan karena sebelum dilakukan
proses belajar, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk mengetahui
karakteristik meliputi pengetahuan awal, sifat, pengalaman dan
keterampilan. Selanjutnya dilakukan tahap disain yaitu kegiatan penyusunan
kerangka, struktur, dan isi pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah pengembangan
yaitu kegiatan pembuatan teks, grafik, audio, visual, animasi, dan sebagainya.
Setelah memproduksi hal-hal yang akan digunakan, barulah diaplikasikan dalam
proses belajar mengajar. Apabila pengaplikasian telah dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah evaluasi untuk mengukur sejauh mana keberhasilan desain
belajar untuk kemudian diperbaiki maupun diubah. Model ADDIE menunjukkan bahwa
proses belajar adalah aktiviitas yang tidak perah berhenti. Setiap usaha
dilakukan untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar secara optimal.
D. Referensi
Sukini. 2015. “Desain Pembelajaran Apresiasi Puisi di
Perguruan Tinggi Model ADDIE”. http://journal.unwidha.ac.id/index.php/proceeding/article/view/505. Diunduh 16 Oktober 2015.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. “ Pengembangan Model
Pembelajaran”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf. Diunduh 16 Oktober 2015.
Komentar
Posting Komentar