DAFTAR ISTILAH DALAM SOSIOLINGUISTIK

 
                              DAFTAR ISTILAH DALAM SOSIOLINGUISTIK


1.         Linguistik adalah ilmu yang mengkaji segala sesuatu tentang bahasa manusia.
2.     Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji perilaku sosial yaitu bagaimana masyarakat terbentuk, berlangsung, dan tetap ada, bagaimana hubungan sosial antara manusia yang satu dengan yang lain, dan sebagainya. Sosiologi disebut juga sebagai ilmu yang mempelajari struktur dan proses-proses sosia.
3.   Sosiolinguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa yang dikaitkan dengan penggunaannya di tengah-tengah masyarakat.
4.     Sosiologi bahasa adalah ilmu yang yang mengkaji bahasa dan masyarakat tetapi memfokuskan kepada aspek masyarakatnya. Dengan kata lain, sosiologi bahasa lebih mengkaji dari objek sosiologi.
5.      Objek kajian sosiolinguistik adalah bahasa yang dikaitkan dengan masyarakat penuturnya. Hal-hal yang dikaji dalam sosiolinguistik yaitu kontak bahasa, efek kontak bahasa seperti diglosia, bilingualisme, alih kode, campur kode, interferensi, integrasi, variasi bahasa, sikap bahasa, dan sebagainya. Sosiolinguistik juga menjadi pedoman dalam menggunakan bahasa di tengah-tengah masyarakat.
6.   Objek kajian sosiologi bahasa adalah manusia sebagai anggota masyarakat yang berinteraksi satu degan yang lain lewat bahasa.
7.   Interdisipliner adalah kajian atau telaah bahasa yang materi, teori, metode, dan pendekatannya mempergunakan dan digunakan oleh ilmu lain.
8.  Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia, memiliki makna, dan digunakan untuk berkomunikasi, serta untuk mengidentifikasikan diri.
9.   Masyarakat adalah sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang sama, nasib yang sama, dan tinggal di suatu daerah. Contoh masyarakat yang tinggal di Padang, Medan, Jakarta, dan sebagainya.
10.   Linguistik terapan adalah ilmu bahasa yang diterapkan dalam bidang praktis. Contoh linguistik terapan yaitu sosiolinguistik, psikolinguistik, etnolinguistik, dan sebagainya.
11. Linguistik murni adalah cabang linguistik yang mengkaji seluk beluk bahasa atau yang mengkaji masalah internal bahasa. Contoh linguistik murni yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, pragmatik, dan semantik.
12.   Masyarakat bahasa adalah sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang sama, tujuan yang sama, dan bahasa yang sama serta berada di tempat tertentu. Contoh masyarakat Minang, masyarakat Jawa, dan sebagainya.
13.Kebudayaan adalah segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia sejak terbentuknya masyarakat hingga terjadinya hubungan antaranggota masyakat tertentu. Salah satu contoh kebudayaan adalah adat pernikahan di setiap daerah yang ada di Indonesia yang berbeda-beda.
14. Kontak bahasa adalah peristiwa penggunaan lebih dari satu bahasa dalam tempat dan waktu yang sama. Contoh ketika belanja di pasar menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
15.Bilingualisme adalah keadaan ketika seseorang telah menguasai dua bahasa atau lebih. Contohnya seseorang telah menguasai bahasa Minang sebagai bahasa ibu atau bahasa pertamnya, dan telah menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua.
16. Diglosia adalah keadaan suatu masyarakat yang terdapat berbagai variasi bahasa meskipun dalam suatu wilayah dan disebut dalam satu bahasa. Contoh diglosia yaitu bahasa Minang yang beragam seperti bahasa Minang Solok, Payakumbuh, Pariaman, dan sebagainya.
17. Alih kode peralihan bahasa yang disebabkan berubahnya situasi. Contoh si A dan B berbicara menggunakan bahasa Minang, kemudian datang si C yang tidak mengerti bahasa Minang, maka si A dan B beralih kode menggunakan bahasa Indonesia agar si C mengerti apa yang sedang dibicarakan.
18. Campur kode adalah  komunikasi yang menggunakan kata atau frasa atau klausa bahasa lain dalam suatu bahasa tertentu. Contoh “Tidak ada samaku buku Rani dow.” (campuran bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Minang).
19. Konvergensi adalah perubahan bahasa serapan dari bahasa asing yang telah disepakati. Contoh implementation disepakati dalam bahasa Indonesia menjadi implementasi.s
20.  Kedwibahasaan adalah keadaan seseorang yang menguasai dua bahasa dan menggunakan kedua bahasa itu dalam waktu yang bersamaan. Contoh dalam mempelajari bahasa Inggris digunakan bahasa Indonesia.
21.Interferensi adalah kekeliruan berbahasa sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan menggunakan bahasa ibu atau B1 (bahasa pertama). Contoh menyebutkan terpukul  menjadi kepukul.
22.Interferensi fonologis terjadi apabila penutur mengungkapkan kata-kata dari suatu bahasa dengan menyisipkan bunyi-bunyi bahasa dari bahasa lain. Contoh slalu? Selalu, adek? Adik, dan ama? Sama,
23. Interferensi morfologis terjadi apabila dalam pembentukan kata, suatu bahasa menyerap afiks bahasa lain. Dalam bahasa Indonesia, misalnya, sering terjadi penyerapan afiks dari bahasa daerah, seperti kebesaran, kemurahan, sungguhan, dihabisin, dan dibayangin.
24. Interferensi sintaksis terjadi apabila struktur bahasa lain (bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa gaul) digunakan dalam pembentukan kalimat bahasa yang digunakan. Contoh: a) Mereka akan married bulan depan.
b) Saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangan saja.
25.   Interferensi semantis  adalah interferensi yang terjadi dalam bidang tata makna.
26. Interferensi ekspansif adalah interferensi yang terjadi jika bahasa  yang tersisipi menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain. Contoh: Teman-temanku tambah gokil saja.
27. Interferensi aditif adalah interferensi yang muncul dengan penyesuaian dan interferensi yang muncul berdampingan dengan bentuk lama dengan makna yang agak khusus. Contoh: Mbak Ari cantik sekali.
28.  Integrasi adalah bahasa dengan unsur-unsur pinjaman atau serapan dari bahasa asing tetapi telah menjadi bahasa yang dimengerti. Contohnya yaitu police menjadi polisi, implementation menjadi implementasi, dan sebagainya.
29.   Pijin disebut sebagai bahasa campuran. Bahasa-bahasa ini berkembang di daerah sengketa, di daerah yang masyarakatnya heterogen, misalnya di pelabuhan. Bahasa pijin umumnya digunakan sebagai alat komunikasi yang bersifat cepat terutama untuk keperluan perdagangan. Pijin disebut juga bahasa yang muncul akibat pengaruh dari bahasa-bahasa yang dominan dalam suatu wilayah. Oleh sebab itu piji disebut sebagai bahasa yang tidak memiliki penutur. Contoh yang seharusnya dalam bahasa Inggris disebut very cheap (sangat murah) tetapi dalam interaksi antara pedagang India dan pembeli dari Turki mereka menyebut peri cip. Tidak peduli benar atau tidak pengucapan maupun gramatikal bahasa itu, yang paling penting adalah bahasa pijin dimengerti oleh peserta tutur.
30. Kreol adalah bahasa pijin yang dalam perkembangannya menjadi bahasa ibu dari suatu masyarakat bahasa. Kerol disebut juga bahasa pijin yang telah mengalami perluasan dalam segi struktur dan kosakatanya untuk mengungkapkan makna bahasa. Contoh Dimana ke? Ke berasal dari kowe jadi arti kalimat itu adalah Dimana kamu?
31. Bahasa vernakular adalah bahasa umum yang digunakan sehari-hari oleh suatu bangsa atau wilayah geografis yang bisa dibedakan dari bahasa sastra. Bahasa vernakular belum distandarkan, didapatkan di rumah, dan fungsinya terbatas. Bahasa vernakular biasanya merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari di rumah dan di lingkungan teman dekat.
32. Bahasa standar adalah bahasa yang telah memiliki sifat kemantapan kaidah dan aturan tetap. Bahasa standar disebut sebagai bahasa yang terpelihara, baku, didayagunakan dalam dunia pendidikan dan kebudayaan, serta perkembangannya ditangani oleh suatu lembaga khusus.
33. Standarisasi bahasa disebut juga pembakuan bahasa yakni perubahan bahasa yang disengaja seperti menetapkan kaidah dalam berbahasa, penetapan kata baku dan tidak baku, dan sebagainya.
34.Variasi atau ragam bahasa adalah keberagaman bahasa yang terjadi akibat penutur yang heterogen dan interaksi sosial termasuk fungsi bahasa yang juga bergam.
35.Idiolek adalah varasi bahasa yang bersifat perseorangan.  Setiap orang memiliki variasi bahasanya atau idioleknya masing–masing yang berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat dan sebagainya.  Contoh ketika berbicara, si Togar tergolong cepat dan suaranya keras, sedangkan si Cahyo tergolong lambat dan suaranya kecil.
36. Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif yang berada pada satu tempat, area ,atau wilayah tinggal penutur.  Para penutur dalam satu dialek, meskipun mereka mempunyai idioleknya masing–masing, memiliki kesamaan cirri yang menandai bahwa mereka berada pada satu dialek yang berbeda engna kelompok penutur lain.  Misalnya bahasa Jawa dialek Banyumas berbeda dengan dialek Surabaya, Semarang dan lain sebagainya.
37.Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu.  Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada masa tahun lima puluhan, dan variasi bahasa yang digunakan pada masa kini tentu saja berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Contoh kronolek bahasa Jawa
a.       Bahasa Kawi/Jawa Kuna:  bahasa Jawa yang dipergunakan pada masa sebelum akhir Majapahit. 
b.      Bahasa Jawa Tengahan:  bahasa Jawa yang dipergunakan pada masa akhir Majapahit. 
c.       Bahasa Jawa Baru:  bahasa Jawa yang dipergunakan pada masa sekarang

38.Sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan dan kelas sosial penuturnya.  Dalam sosiolinguisik, variasi ini paling banyak dibicarakan dan menyita waktu karena menyangkut masalah pribadi penuturnya,  seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan social ekonomi, dan sebagainya. Contohnya tuturan para guru, para buruh, para petani, para mahasiswa, para ulama dan para pengusaha pasti berbeda.
39.   Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih penting atau bergengsi dari pada variasi sosial yang lain.  Sebagai contoh adalah bahasa bagongan, yaitu variasi bahasa Jawa yang khusus digunakan oleh para bangsawan kraton.
40.  Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi atau dipandang rendah.  Misalnya bahasa Inggris kaum cowboy dan kuli tambang.  Begitu juga dalam bahasa Jawa “krama ndeso”.
41.  Vulgar adalah variasi sosial yang ciri-ciri penggunanya tampak yang kurang terpelajar atau dari kalangan tidak berpendidikan. Bahasa ini banyak digunakan di lingkungan bermain.
42.  Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia.  Variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas dan tidak boleh diketahui oleh kalangna di luar kelompk tersebut.  Oleh karena itu kosakata yang digunakan selalu berubah-ubah.  Slang memang lebih merupakan bidang kosakata daripada bidang fonologi atau gramatika.  Karena bersifat kelompok dan rahasia, maka timbul kesan bahwa slang ini adalah bahasa rahasianya orang jahat dan pencoleng, padahal sebenarnya tidak demikian. 
43.  Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari–hari.  Kata kolokial barasal dari colloquium (percakapan, konversasi).  Jadi kolokial berarti bahasa percakapan, bukan bahasa tulis.  Tidak benar jika kolokial disebut bahasa kampungan sebab yang penting adalah konteks dalam pemakaiannya.
44. Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan-ungkapan yang digunakan tidak mudah dipahami oleh masyarakat umum tetapi tidak bersiat rahasia.  Misalnya dalam kelompok tukang batu ada istilah dieksos, disiku, dan ditimbang.
45. Argot variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan ada pada kosakata. Umpamanya dalam dunia kejahatan (pencuri, pencopet) digunakan istilah barang dalam arti mangsa, kacamata dalam arti polisi.
46.  Ken adalah variasi sosial tertentu yang bernada memelas, merengek-rengek dan penuh dengan kepura-puraan.  Biasanya digunakan oleh para pengemis.
47.  Glosolalia adalah variasi ujaran yang dituturkan ketika orang sedang kesurupan (trance). Dalam kultur Mentawai (Siberut), misalnya, ternyata glosolalia bersifat individual, tergantung pada sikerei atau dukun. Artinya, glosilalia tidak seragam antardukun. Variasi bahasa ini lazim ditemukan pada bahasa dukun ketika bekerja, misalnya mengobati orang sakit.
48.  Rol adalah variasi bahasa yang dipergunakan seseorang ketika mengemban peran tertentu dalam suatu komunikasi. Untuk membedakan kajian tentang rol de-ngan variasi lain yang didasarkan atas kedudukan atau status dan profesi seseorang, dapat dibatasi bahwa pengkajian tentang rol hanya dapat dikaitkan dengan pemeranan (dalam drama atau seni pertunjukan lainnya yang menggunakan di-alog). Jadi, rol adalah variasi bahasa yang digunakan sesuai dengan pemaham-annya terhadap apa peran yang diemban ketika orang itu komunikasi.
49. Ragam Beku adalah variasi bahasa yang paling formal yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat, upacara resmi, upacara kenegaraan, pengambilan sumpah, kitab undang-undang, akte notaris, dan surat-surat keputusan.
50.   Ragam Resmi atau formal adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran dan sebagainya. 
51. Ragam Usaha atau Ragam Konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-rapat  atau  pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi.  Wujud ini berada diantara ragam formal dan informal.
52. Ragam Santai atau Ragam Kasual adalah variasi  bahasa yang digunakan dalam situasi santai untuk berbincang-bincang dengan keluarga, teman pada waktu tidak resmi (olah raga, rekreasi, istirahat, dll).
53.  Ragam Akrab atau Ragam Intim adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubunganya sudah akrab seperti anggota keluarga, atau antarteman yang sudah karib.  Ragam ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek, dan dengan artikulasi yang sering tidak jelas. Contoh:
a.       Ia merupakan anak yang aktif di perkuliahan.
b.      Rudi menjadi atlet nasional.

c.   Budi memiliki penilaian yang amat detail.

54. Sikap Bahasa adalah bagaimana seseorang menggunakan bahasa. Sikap bahasa memiliki tiga ciri pokok yaitu kesetiaan bahasa, kebanggaaan bahasa, dan kesadaran akan norma bahasa.
55.   Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis kesalahan siswa atau seseorang yang sedang mempelajari bahasa. Kesalahan itu biasanya ditentukan berdasarkan kaidah atau aturan yang berlaku dalam bahasa yang sedang dipelajari. Jika kata atau kalimat  yang digunakan siswa atau pembelajar tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka pembelajar bahasa dikatakan membuat kesalahan.
56. Analisis kontrastif adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa
57. Pergeseran bahasa adalah keadaan seseorang atau kelompok yang pindah ke tempat lain dan bercampur dengan bahasa itu. Contoh: Bila satu kelompok baru datang ke tempat lain dan bercampur dengan kelompok setempat, maka akan terjadilah pergeseran bahasa (language shift). Kelompok pendatang ini akan melupakan sebagian bahasanya dan “terpaksa” memperoleh bahasa setempat. Alasannya karena kelompok pendatang ini harus menyesuaikan diri dengan situasi baru tempat mereka berada.
58.   Pemertahanan Bahasa adalah perubahan dan stabilitas penggunaan bahasa di satu pihak dengan proses psikologis, sosial, dan kultural di pihak lain dalam masyarakat multibahasa. Salah satu isu yang cukup menarik dalam kajian pergeseran dan pemertahanan bahasa adalah ketidakberdayaan minoritas imigran mempertahankan bahasa asalnya dalam persaingan dengan bahasa mayoritas yang lebih dominan. Contoh: menurunnya pemakaian beberapa bahasa daerah di Minahasa Timur adalah karena pengaruh bahasa Melayu Manado yang mempunyai prestise lebih tinggi dan penggunaan bahasa Indonesia yang jangakauan pemakaiannya bersifat nasional.
59. Kepunahan berbahasa adalah pergeseran total dari suatu bahasa ke bahasa yang lain dalam suatu kelompok tutur. Contoh bahasa Nias yang tidak digunakan lagi di daerah Nias karena semakin banyaknya penutur pendatang yang menggunakan bahasa Indonesia. bahasa Indonesia dianggap lebih penting dan banyak digunakan, sehingga masyarakat Nias tidak pernah lagi menggunakan bahasa Nias dalam kehidupan sehari-hari.


Komentar