HAKIKAT DAN TEKNIK PENGEMBANGAN MASALAH PENELITIAN

 

HAKIKAT DAN TEKNIK PENGEMBANGAN MASALAH PENELITIAN

 A.         Pengertian Masalah Penelitian
Secara etimologi, masalah penelitian terdiri atas dua kata yaitu masalah dan penelitian. Masalah adalah ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan. Masalah juga disebut sebagai pertanyaan yang memerlukan jawaban. Penelitian adalah upaya untuk menjawab suatu permasalah atau upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan menguji teori. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah penelitian adalah masalah-masalah yang harus diteliti untuk mengembangkan pengetahuan serta menguji teori.
Masalah penelitian juga disebut sebagai sesuatu yang dirasa menyulitkan sehingga perlu diubah, suatu proses yang tidak berjalan dengan baik, kondisi yang perlu ditingkatkan, kesulitan yang harus diatasi, pertanyaan yang memerlukan jawaban, dan sebagainya. Pada umumnya, masalah penelitian merupakan pertanyaan yang menjadi fokus penyelidikan dan menentukan metode yang akan digunakan.

B.         Sumber Masalah Penelitian
Adapun yang menjadi sumber masalah penelitian adalah adalah sebagai berikut.
1.         Bacaan terutama hasil penelitian. Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari pada yang dijawabnya, karena dengan demikian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.
2.         Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah. Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah.
3.         Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan). Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang otoritas pemerintahan adalah pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan ahli pendidikan mengenai penjurusan di SMU.
4.         Pengamatan sepintas. Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum.
5.         Pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan dengan sejatah perkembangan dan kehidupan pribadi atau professional.
6.         Adanya pengaduan. Pengaduan dari pihak tertentu bisa menjadi sumber masalah yang harus diteliti.
7.         Observasi. Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.
8.         Dedukasi dari teori. Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.
9.         Kepustakaan. Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
10.       Masalah sosial. Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi perkelahian siswa antarsekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.

     Meskipun telah disebutkan bahwa masalah adalah ketidaksesuaian kenyataan dengan harapan, namun tidak semua masalah dapat dijadikan masalah penelitian. Kriteria sebuah masalah dapat dijadikan masalah penelitian adalah sebagai berikut.
 a.         Masalah bersifat feasible, yakni dapat diselidiki sesuai dengan tenggat waktu, energi, dan dana yang dimiliki. Masalah penelitian yang feasible adalah masalah yang dapat diteliti melalui sumber-sumber yang ada.
b.         Masalah hendaknya jelas, yang berarti mudah dipahami orang lain. Masalah penelitian harus mencerminkan apa yang akan diteliti atau yang menjadi fokus penelitian.
 c.         Masalah hendaknya memiliki kegunaan atau kontribusi penting secara keilmuan bagi lembaga-lembaga tertentu. Setiap masalah yang dijadikan masalah penelitian hendaknya berharga. Artinya penelitian memerlukan waktu, materi, dana, dan sumber-sumber lain yang perlu dihargai, oleh sebabt itu hasilnyapun perlu dihargai sebagai karya penelitian.
d.         Masalah bersifat etis. Artinya, masalah penelitian hendaknya tidak menyinggunf perasaan pihak lain secara langsung maupun tidak langsung. Kalimat harus sopan dan tertata dengan baik.

 C.      Teknik Pengembangan Masalah Penelitian
Teknik pengembangan masalah penelitian menggunakan tiga pendekatan yakni analogi, mengembangkan peta permasalahan, dan analisis morfologi. Untuk lebih memahami ketiga pendekatan tersebut, berikut penjelasannya.
1.         Analogi
        Pendekatan analogi di dalam proses pengembangan penilitian sebagai inspirasi bagi peniliti untuk mengembangkan pemikiran yang sejalan dengan paradigma penilitian yang telah ada. Selain itu, pendekatan analogi juga memberikan inspirasi digunakannya metodelogi yang telah terbukti sukses yang sebelumnya sudah dilakukan oleh peniliti lain.
Sebagai contoh peniliti yang tertarik akan masalah pengembangan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia dapat menggunakan pendekatan penelitian yang sudah pernah diterapkan di negara lain.

2.  Peta Permasalahan
Peta permasalahan dapat dimanfaatkan oleh peniliti untuk mengembangkan masalah penilitian dengan menjabarkan ide-ide terkait berlandaskan suatu konsep dasar. Sehingga diharapakan adanya peta permasalahan ini peniliti dapat menjabarkan masalah yang dikaji dan kemudian dapat memfokuskan kajiannya pada topik permasalahannya.

3.         Analisis Morfologis
Analisis morfologis bertumpu pada suatu proses yang terdiri dari tiga langkah di dalam pengembangan masalah penilitian. Ketiga langkah tersebut meliputi: 1) identifikasi faktor-faktor utama dari suatu masalah, 2) mendaftar berbagai tingkatan dari faktor-faktor tersebut, dan 3) merumuskan berbagai pola hubungan yang mungkin terjadi antara faktor-faktor tersebut.

D. Mengidentifikasi Populasi dan Variabel Penelitian
Setelah menemukan masalah penelitian, hal yang sangat berkaitan dan dekat dengan masalah tersebut adalah populasi dan variabel penelitian. Agar penelitian berjalan dengan mudah dan efisien, maka peneliti hendakanya mengidentifikasikan atau menentukan populasi dan variabel penelitian secara benar. Untuk lebih memahami kedua hal tersebut, maka berikut penjelasannya.
1.      Populasi
Penentuan populasi dan sampel merupakan suatu langkah yang penting dan perlu diperhatikan dalam langkah suatu penelitian. Berkaitan dengan batasan objek penelitian serta sejauh mana penelitian akan dikenakan, populasi adalah keseluruhan individu yang ingin diselidiki dan paling sedikitnya mempunyai satu sifat ciri yang sama. Populasi sebagai kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Jadi, yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh objek yang dapat diteliti, baik berupa manusia, buku, karya tulis, dan sebagainya.      Populasi sebagai objek penelitian ukurannya sangat besar sehingga menyulitkan dalam oenelitian. Oleh sebab itu hanya sebagian dari populasi itu yang digunakan dalam penelitian. Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan.

2.      Variabel Penelitian
Variabel adalah konstruk atau sifat yang diteliti/dipelajari, suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai, dan simbol/lambang yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai. Variabel disebut juga peubah, yakni merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing-masing.

E.      Asumsi dan Hipotesis
Asumsi adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dapat dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan peneletian untuk membuat hipotesis namun belum memilki fakta  atau data. Asumsi dapat bersifat subtantif yakni berhubungan engan masalah penelitian. Namun, asumsi juga dapat bersifat metodologis, yakni berkenaan dengan cara atau metode penelitian. Contoh asumsi dasar penelitian adalah bahwa setiap fenomena tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada penyebab dan akibatnya terhadap fenomena lain.
Sebaliknya, apabila asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal tanpa data atau teori apapun, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneletian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris, yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Tujuan hipotesis adalah sebagai berikut.
1.      Membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian.
2.      Menemukan variabel-variabel penelitian yang penting dan menentukan hubungan antar variabel penelitian.
3.      Mengetahui apa yang pernah dilakukan dalam penelitian sebelumnya dan menentukan apa yang perlu diteliti sekarang.
4.      Menghindari pendekatan yang steril( tidak menemukan temuan yang berarti).
5.      Merangkum pengetahuan yang berkaitan dengan topik penelitian.
6.      Menemukan  penjelasan yang dapat membawa penafsirkan data penelitian

Terdapat tiga macam pengujian hipotesis yaitu uji dua pihak (two tall test), uji pihak kiri, dan uji pihak kanan.

a.         Jenis-jenis hipotesis
Berdasarkan bentuk dan cara pengujiannya, jenis-jenis hipotesis adalah sebagai berikut.
     1. Hipotesis deskriptif, yaitu jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yang berkenaan dengan variable mandiri. Untuk menguji hipotesis deskriptif, digunakan t-test satu sampel.
     2. Hipotesis Komparatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah komperatif, pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel menggunakan t-test.
     3. Hipotesis Asosiatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menyatakan hubungan antara dua variable atau lebih. Untuk menguji hipotesis asosiatif  dapat menggunakan teknik korelasi yaitu korelasi pearson product moment, korelasi rasio, korelasi spearman rank, korelasi biserial, korelasi point biserial, korelasi tetrachoric, korelasi kontinency, dan korelasi Kendall,s Tau

Ditinjau dari isi pernyataannya, hipotesis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Hipotesis Nol /Hipotesis Nihil (H0)
, yaitu hipotesis yang menyatakan ketidakadanya hubungan antara variabel. Contoh: "Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti   bimbingan belajar dan siswa yang tidak mengikuti bimbingan."  b) Hipotesis alternatif /Hipotesis Kerja(H0), yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan  antara variabel. Contoh: "Terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang mengikuti bimbingan belajar."

Komentar