PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

 

MIND MAPPING TENTANG PELAKSANAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH





PENJELASAN MATERI TENTANG PELAKSANAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


BK yang ada di sekolah berfungsi membimbing dan melayani konseling memecahkan permasalahan seperti mengatasi siswa-siswa yang mempunyai masalah. BK juga membantu tercapainya segala aspek-aspek  pertumbuhan dan perkembangan  siswa, baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya. Bk tentunya akan lebih baik jika proses pelaksanaanya diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan siswa yang maksimal.
Sejak TK/PAUD sebaiknya diperkenalkan BK. Perlu ditegaskan di sini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD/TK  tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga bertindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Tugas BK adalah  mengatasi masalah dan juga mempersiapkan, mengantar, menjaga tumbuh kembang anak sejak dini. Namun dalam hal ini di Indonesia, konselor atau guru BK belum ditugaskan di TK/PAUD melainkan hanya di satuan pendidikan yang lain saja. Guru TK/PAUD lah yang bertugas menjalankan tugas yang seharusnya dilakukan konselor. Dengan demikian, anak TK/PAUD dapat terarah pertumbuhan dan perkembangannya.
Terkait dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA akan diuraikan satu per satu sebagai berikut.

A.        SD (Sekolah Dasar)
Masa sekolah dasar adalah masa kanak-kanak menuju masa remaja. Menurut tahapan yang dikemukakan oleh Piaget pada tahap ini anak mengalami tahap operasional konkrit yaitu pada umur 7—12 tahun, Pengetahuan diperoleh dan struktur simbolis dan logis, tetapi skema terbatas pada objek konkrit dan hadir dan acara. Pada tahap ini seorang anak akan mengalami akomodasi dan asimilasi dengan menggunakan objek konkrit yang dibawa oleh guru contohnya guru membawa rangka tengkorak karena pelajaran IPA.  Pada tahap ini seorang pada dasarnya anak-anak pada usia sekolah dasar secara has terbuka kepada dan berintraksi dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingin tahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas sosial yang mengganggu dan yang mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya yang lebih tua dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi. Pada tahap ini bimbingan dan konseling berperan dalam membimbing siswa untuk mengenal diri dan lingkungan agar siswa menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan produkrif.
Bimbingan  merupakan  suatu bentuk  bantuan yang diberikan  kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization). Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD  jika dikaji  secara mendalam, Setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan, yakni  tinjauan secara umum (aspek pedagogis), sosiokultural, dan aspek psikologis.
Serangkaian masalah murid di sekolah dasar. Masalah diklarifikasikan sebagai berikut.
1.         Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.
2.         Masalah keluarga .
3.         Masalah-masalah psikologis.
4.         Masalah-masalah sosial.
5.         Masalah kesulitan dalam belajar.
6.         Masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.

Model-Model Pendekatan BK di SD
Empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan yaitu sebagai berikut.
a.            Pendekatan krisis, dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu munculnya  suatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis itu.
b.            Pendekatan remedial, di dalam pendekatan remedial guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang nampak.
c.            Pendekatan preventif, mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan   mencegah terjadinya masalah itu.
d.            Pendekatan perkembangan, pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.
Tidak semua pelaksanaan BK di SD sama, melainkan disesuaikan dengan kondisi sekolah. Bahkan hingga saat ini belum semua SD mempunyai guru BK atau konselor.  Pada masa SD, sekolah tidak memiliki guru BK secara khusus, yang ada hanyalah wali kelas yang juga berperan sebagai guru BK dan sistem yang digunakan wali kelas akan mengomentari prilaku yang terjadi sehari-hari dan menuliskannya pada buku rapor yang biasanya berupa  bagiman prilaku, sikap  dan cara berpakain. Saya rasa bimbingan dengan cara seperti itu kurang dapat mengaplikasikan  bimbingan dan konseling secara maksimal karena hanya terdapat satu guru yang mengawasi hampir 30 orang murid, sedangkan anak-anak pada umumnya memiliki sifat dan prilaku yang berbeda-beda.

B.        SMP (Sekolah Menengah Pertama)
SMP adalah masa remaja menuju masa pra remaja. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa operasional formal kisaran umur 12 tahun ke atas. Pada masa ini pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis/ deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu. Pada Rencana mengembangkan kemampuan, bakat dan minat” kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Pada tahap ini peran BK meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar terwujud. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang relatif, bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus ini di sebut juga talent. Minat (interest) alah kecenderungan seseorang terhadap suatu hal tertentu dan tertarik melakukannnya. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Untuk melaksanakan suatu tindakan dibutuhkan minat agar tercapai dengan baik dan sesuai rencana. Tidak semua orang berbakat akan berprestasi tinggi tanpa adanya kemampuan dan minat.
Masalah-masalah yang dihadapi siswa di SMP pada umumnya yaitu masalah yang dihadapi dalam belajar yang diakibatkan oleh faktor keluarga, lingkungan, dan pergaulan remaja, serta perkembangan  fisik dan  psikis remaja.
Pada satuan pendidikan SMP, pada umumnya telah terdapat guru BK/konselor yaitu minimal dua guru BK. Di SMP juga telah memiliki ruangan khusus untuk melakukan konseling. Dengan hal itu, siswa secara mudah bisa menceritakan masalahnya.
Di sebagian sekolah, bimbingan dan konseling memiliki kesempatan masuk kelas selama seminggu sekali. Jadi sudah menjadi pelajaran pada umumnya. Setiap siswa diwajibkan memiliki buku latihan BK yang akan dijadikan latihan pada setiap pelajaran usai. Berikut adalah bagaimana sistematika BK yang dimiliki sekolah terutama di kota-kota besar.

1.         Evaluasi
Pada bagian ini siswa diberi pertanyaan atau tugas, siswa mengidentifikasi bakat dan minat, dan siswa mengidentifikasi bakat dan minat yang dimiliki.
2.         Tindak lanjut
Pada bagian ini siswa yang belum memahami materi diberi layanan bimbingan kelompok kecil, siswa yang memiliki masalah atau tidak aktif dalam layanan di kelas akan diberi layanan   konseling, dan siswa yang memiliki masalah setelah layanan materi di kelas akan diberi layanan konseling.

Model-Model Pendekatan  Bimbingan Konseling di SMP
a.            Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi oleh konseli.
b.            Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis
c.            Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi.
d.            Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.

C.          SMA (Sekolah Menengah Atas)
SMA adalah masa pra remaja menuju masa dewasa. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa operasional formal kisaran umur 12 tahun ke atas. Pada masa ini, pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis/ deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu.
Tujuan pendidikan menengah atas acap kali disimpulkan demi keberhasilan akademis seperti persentase kelulusan, tingginya nilai UN, atau persentase kelanjutan ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan ini sulit dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik agar sanggup memasuki dunia kerja. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan kepribadian siswa (cura personalis) terabaikan. Ini di buktikan dengan kenyataan banyak adanya tindakan tidak baik di kalangan pelajar dengan adanaya tawuran antarpelajar dan tindakan yang tergolong kriminal lain. Dengan demikian tugas konselor paling potensial menggarap,  memelihara, membentuk kepribadian dan pengasahan nilai-nilai kehidupan siswa.
Pada masa SMP, antara 15—21 tahun merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Jenis-jenis masalah yang dialami siswa SMA bisa bermacam-macam yaitu  permasalahan dalam belajar. Permasalahan dalam belajar ini meliputi kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. Selanjutnya, ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang tinggi itu. masalah yang lain yaitu sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
Model pendekatan yang digunakan dalam pemberian layanan BK di SMA sama halnya dengan yang ada di SMP yaitu pendekatan krisis, remedial, preventif, dan sebagainya. Pelaksaan BK di SMA umumnya adalah Sekolah memiliki 2 guru BK yang selalu ada di ruang khusus BK. Bimbingan dan konseling pada saat SMA lebih optimal kinerjanya karena sangat dibutuhkan dalam penentuan bidang yang harus diambil siswa setelah tamat SMA nanti.

SOAL-SOAL BESERTA KUNCI JAWABAN TENTANG PELAKSANAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
                  A.            Soal Esai
                       1.         Bagaimana pelaksanaan BK di SD?
                       2.         Bagaimana pelaksanaan BK di SMP?
                       3.         Bagaimana pelaksanaan BK di SMA?

                   B.            Soal Objektif
1.      Pembimbing menunggu munculnya suatu krisis dan bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis itu termasuk dalam pendekatan BK yang disebut ….
a. Pendekatan krisis                     c. Pendekatan preventif
b. Pendekatan remedial                d. Pendekatan perkembangan
2.      Untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis termasuk dalam pendekatan BK yang disebut….
a. Pendekatan krisis                     c. Pendekatan preventif
b. Pendekatan remedial                d. Pendekatan perkembangan
                       3.         Untuk mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi termasuk dalam pendekatan BK yang disebut.….
a. Pendekatan krisis                     c. Pendekatan preventif
b. Pendekatan remedial                d. Pendekatan perkembangan
4.      Pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial dan karirnya termasuk dalam pendekatan BK yang disebut….
a. Pendekatan krisis                     c. Pendekatan preventif
b. Pendekatan remedial                d. Pendekatan perkembangan
5.      Siswa diberi pertanyaan atau tugas, siswa mengidentifikasi bakat dan minat, dan siswa mengidentifikasi bakat dan minat yang dimiliki termasuk pelaksanaan BK di sekolah yang disebut tahap….
a. Evaluasi                        c. Analisis
b. Tindak lanjut                d. Pelaksanaan BK

                  C.            Kunci Jawaban
Esai
1.      Pada masa SD, sekolah tidak memiliki guru BK secara khusus, yang ada hanyalah wali kelas yang juga berperan sebagai guru BK dan sistem yang digunakan wali kelas akan mengomentari prilaku yang terjadi sehari-hari dan menuliskannya pada buku rapor yang biasanya berupa  bagiman prilaku, sikap  dan cara berpakain.
2.      Pada satuan pendidikan SMP, pada umumnya telah terdapat guru BK/konselor yaitu minimal dua guru BK. Di SMP juga telah memiliki ruangan khusus untuk melakukan konseling. Dengan hal itu, siswa secara mudah bisa menceritakan masalahnya. Di sebagian sekolah, bimbingan dan konseling memiliki kesempatan masuk kelas selama seminggu sekali.
3.      Seperti halnya di SMP, pelaksanaan BK di SMA umumnya tidak jauh beda, yaitu memiliki ruangan khusus untuk bimbingan dan konseling dan dijadwalkan secara teratur.

Soal Objektif
1. a
2. b
3. c
4. d
5. a

YEL-YEL TENTANG PELAKSANAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Pantun

Ada cinta ada luka
Ada pernikahan ada ikrar
Wali kelas bertindak sebagai GBK
Adalah pelaksanaan BK di Sekolah Dasar

Ada tawa ada tangis
Kisah cinta Rini dan Afdal
Untuk menghindar dari krisis
Disebut pendekatan remedial

Ada sastrawan bergelar M. Hum
Salah satu penulis yang produktif
Mengantisipasi masalah-masalah umum
Disebut pendekatan preventif

     
DAFTAR PUSTAKA
           
Prayitno. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan­. Jakarta: Gramedia Widiasarana.















Komentar