RINGKASAN
MENGENAI STRATEGI, METODE, TEKNIK,
DAN
MODEL PEMBELAJARAN
A.
Hakikat
Strategi
1. Strategi
Strategi berasal dari kata
Yunani strategia yang berarti ilmu
perang atau panglima perang. Menurut Iskandarwassid (2011: 2), berdasarkan
pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni merancang operasi di dalam
peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan
darat atau laut. Secara umum sering dikemukakan bahwa strategi adalah suatu
teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Pada perkembangan kata,
strategi digunakan daam hampir semua disiplin ilmu, termasuk pula dalam ranah
kebudayaan dan kebahasaan.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989),
strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk
melaksanakan sumber daya tertentudalam perang dan damai. Yang dapat dianggap
berkaitan langsung dengan pengertian strategi dalam pengajaran bahasa ialah
bahwa strategi erupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.
Hornby (dalam
Iskandarwassid, 2011: 3) mengemukakan bahwa strategi adalah kiat merancang operasi di dalam
peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang angkatan
darat dan laut. Sementara itu, dalam konteks pengjaran menurut Gagne (dalam
Iskandarwassid, 2011:3) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk
berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses
pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir secara unik untuk dapat
menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan.
O’Malley dan Camot
(dalam Iskandarwassid, 2011: 3) mengemukakan bahwa strategi adalah seperangkat
alat yang berguna serta aktif, yang melibatkan individu secara langsung untuk
mengembangkan bahasa kedua atau bahasa asing. Strategi sering dihubungkan
dengan prestasi bahasa dan kecakapan dalam menggunakan bahasa.
Beberapa pendapat ahli
tersebut disimpulkan oleh Iskandarwassid (2011:3) bahwa strategi merupakan
taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar
bahasa, sehingga peserta didik dapat lebih leluasa dalam berpikir dan dapat mengembangkan
kemampuan kognitifnya secara lebih mendalam dengan menggunakan bahasa yang baik
dan benar.
Iskandarwassid (2011:
4) menjelaskan bahwa keseluruhan pengertian strategi merujuk pada aspek
perencanaa yang cermat, terukur, dan dipersiapkan melalui mekanisme yang benar.
Pengertian strategi tersebut diterapkan pada berbagai disiplin ilmu, termasuk
dalam konteks pengajaran bahasa indonesia. Artinya, strategi pembelajaran
bahasa Indonesia adalah rencana pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukand
egan cermat dan terukur.
Tarigan (1991:2) menjelaskan bahwa kata “strategi” mengandung
makna “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Dalam bidang pengajaran dan pembelajaran bahasa, istilah “strategi” dan “teknik”
sering dipakai secara bergantian kedua-duanya bersinonim. Untuk memahami makna
“strategi” atau “teknik” secara lebih mantap, maka penjelasannya biasanya
dikaitkan dengan istilah “pendekatan” dan “metode”.
Dalam upaya untuk
menjelaskan serta menjernihkan perbedaan antara pendekatan, metode, dan teknik
ini, maka dalam makalahnya yang berjudul “Approach
Method, and Techniqul”. Professor Edwar M. Anthony dari Departement Of Linguistics, University Of
Pitsburg mengemukakan “ Susunannya bersifat hierarkis. Kunci
organisasionalnya ialah bahwa teknik melaksanakan metode yang konsisten dengan
pendekatan. Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatiif yang menangani
hakikat pengajaran dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatik.
Strategi adalah suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal
bagi siswa termasuk bagaimana mengelola disiplin kelas dan organisasi
pembelajaran (Suyono, 2012:21). Mars (dalam Suyono, 2012: 21) menyebutkan bahwa
hanya ada dua strategi pembelajaran yang pokok yaitu strategi pembelajaran berpusat
kepada guru dan strategi pembelajaran berpusat kepada siswa.
2. Strategi
Belajar
Strategi belajar dapat digambarkan sebagai sifat dan
tingkah laku. Oxford (dalam Iskandarwassid, 2011: 7) menjelaskan bahwa strategi
belajar adalah tingkah laku atau tindakan yang dipakai oleh pembelajar agar
pembelajaran bahasa lebih berhasil, terarah, dan menyenangkan. Menurut Stern
(dalam Iskandarwassid, 2011: 7) strategi belajar adalah kecendrungan atau
sifat-sifat umum dari pendekatan yang digunakan oleh pembelajar bahasa kedua.
Stern memisahkan strategi belajar dari teknik belajar karena teknik belajar
mengacu kepada tingkah laku yang teramati.
Iskandarwassid (2011: 9) menjelaskan bahwa strategi
belajar meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar
mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, seta
program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu, yaitu pengajaran.
Menurut Suyono (2012:20), strategi pembelajaran
adalah kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan
siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan
lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian agar belajar lebih
efektif dan efisien sesuia dengan perencanaan atau kebijakan yang dirancang di
dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Strategi pembelajaran erat hubungannya dengann
teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah implementasi dari metode
pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas, tempat terjadinya
proses pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan sesuatu yang menyangkut
pengertian yang lebih sempit. Hubungan antara metode dengan teknik dapat
diumpamakan sebagai hubungan antara strategi dan taktik. Teknik pembe;ajaran
menerapkan berbagai kita, atau taktik untuk memenuhi tujuan atau kompetensi
yang diinginkan, bersifat lebih taktis dan merupakan pembelajaran dari
strategi.
3. Penggolongan
Strategi Belajar
Subyantoro (dalam Iskandarwassid, 2011: 11-13)
mengemukakan jenis-jenis utama strategi belajar dilihat dari karakteristik
belajar setiap indovidu yang terbagi atas sebagai berikut.
a. Strategi
Mengulang
Strategi mengulang terdiri atas mengulang sederhana
dan mengulang kompleks. Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar
membaca ulang materi tertentu dan hanya untuk menghafal saja. Sedangkan
strategi mengulang kompleks adalah menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat
catatan pinggir, dan menuliskan kembali inti informasi yang telah diterima
merupakan bagian dari kegiatan mengulang kompleks.
b. Strategi
Elaborasi
Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah membuat
catatan, analogi, dan PQ4R adalah singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), question
(bertanya), dan 4R singkatan dari read,
reflect, recite, dan review atau
membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulang secara
menyeluruh. Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga
infrmasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi elaborasi membantu
pemindahan infrmasi baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke
jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru
dengan yang pernah ada.
c. Strategi
Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku belajar
meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur pengorganisasian
baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide atau istilah
menjadi bagian yang lebih kecil. Bentuk strategi organisasi adalah Outling, yakni membuat garis besar. Mapping, yakni pemetaan konsep. Mnemonics, membentuk kategori khusus dan
dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi, atau
prganisasi. Strategi Mnemonics
terdiri atas pemotongan, akronim, dan kata terkait.
d. Strategi
Metakognitif
Metakognitif berhubungan dengan berpikir peserta
didik tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan menggunakan strategi
belajar dengan tepat. Metakognisi mempunyai dua komponen yakni pengetahuan tentang kognisi dan
mekanisme pengendalian atau monitoring
kognisi. Metakognisi mementingkan learning
how to learn, yakni belajar bagaimana belajar.
B.
Hakikat
Metode
Secara etimologis, istilah metode berasal dari
bahasa Yunani yaitu metodos. Kata ini
terdiri dari dua suku kata yaitu metha
yang berarti melalui atau melewati dan hodos
yang berarti jalan atau syarat. Metode berarti jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. Dalam KBBI metode adalah cara yang teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai maksud.
Menurut Tarigan
(1991: 10) metode adalah rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara
rapi dan tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi, dan kesemuanya itu didasarkan
pada pendekatan terpilih. Metode disebut
juga langkah-langkah atau prosedur pembelajaran, termasuk penilaian dalam
rencana pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai (Suyono, 2012: 22).
Teknik merupakan suatu muslihat, tipu-daya atau penemuan yang dipakai untuk
menyelesaikan serta menyempurnakan pembelajaran. Teknik merupakan implementasi
metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas, dan juga
merupakan kiat atau taktik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
KBBI (dalam Iskandarwassid, 2011: 58) metode adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
Contoh metode pembelajaran konvensional antara lain,
sebagai berikut.
a.
Metode ceramah
b.
Metode Tanya jawab
c.
Metode diskusi
d.
Metode pemberian tugas
Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa.
1. Metode
Terjemahan Tatabahasa
Menurut Iskandarwassid (2011: 56) metode terjemahan
tatabahasa sering disebut dengan metoe tradisional. Metode ini sangat kuat
berpegang pada disiplinmental dan pengembangan intelektual. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut.
a. Penghafalan
kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tatabahasa agar dapat dipahami dan
diterapkan pada morfologi dan kalimat yang digunakan peserta didik.
b. Penekanannya
pada membaca, menulis, dan terjemahan, sedangkan menyimak dan berbicara
diabaikan.
c. Seleksi
kosakata berdasarkan teks bacaan yang dipakai.
d. Unit
yang mendasar adalah kalimat, tatabahasa digunakan secara deduktif.
e. Ahasa
daerah digunakan sebagai pengantar dalam terjemahan, keterangan, perbandingan,
dan penghafalan kaidah bahasa.
Metode terjemahan tatabahasa dapat membantu pembelajaran
untuk lebih memahami bahasa yang dipelajarinya dengan cara menganalisis
tatabahasa dan terjemahan bahasa yang menjadi sasarannya. Hal ini memungkinkan
pembelajar mengeksplorasi kedalaman bahan bacaan.
2. Metode
Membaca
Menurut Iskandarwassid (2011: 57) metode membaca
bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang
diperlukan dalam belajar. Mereka harus mampu memahami teks yang mereka baca dan
mampu menjawab pertanyaa-pertanyaan yang berhubungan dengan teks tersebut.
3. Metode
Audio-Lingual
Menurut Iskandarwassid (2011: 58) metode ini
mengutamakan pengulangan. Cara itu dilakukan untuk efisiensi waktu dalam
belajar bahasa. Dalam metode ini pembelajaran bahasa difokuskan pada lafal kata
dan pelatihan pola-pola kalimat, brulang-ulang secara intensif.
4. Metode
Reseptif dan Produktif
Menurut Iskandarwassid (2011: 59) metode reseptif
mengarah pada proses penerimaan isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang
tersirat. Yang dipentingkan dalam metode reseptif adalah bagaimana isi bacaan
dapat diserap dengan baik oleh pesera didik. Dengan metode ini, pembaca
dilarang mengobrol, ersuara, dan bergerak-gerak ketika membaca atau menyimak.
5. Metode
Langsung
Menurut Iskandarwassid (2011: 59) metode langsung
berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar langsung menggunakan
bahasa, secara intensif dalam komunikasi. Orientasi penggunaan metode ini
adalah penggunaan bahasa di masyarakat . penggunaannya di kelas harus seperti
penutur asli. Peserta didik diberi latihan-latihan untuk mengasosiasikan
kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimik
secara langsung.
6. Metode
Komunikatif
Menurut Iskandarwassid (2011: 60) metode komunkatif
menitikberatkan pada terjadinya komunikasi selama proses belajar berlangsung
dan faktor pengajar memegang posisi penting selama proses belajar.
7. Proses
Integratif
Menurut Iskandarwassid (2011: 61) integratif berarti
menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi
interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa
aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan
dengan berbicara dan menulis. Dalam setiap perancanaan pengajaran, metode ini
jarang dimunculkan sebagai metode tersendiri.
8. Metode
Tematik
Menurut Iskandarwassid (2011: 61) dalam metode
tamatik semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama
dalam satu unit pertemuan. Metode tematik sering digunakan pada pengajaran
berbicara dan menulis dengan mengangkat tema budaya yang relevan dengan usia
peserta didik.
9. Metode
Kuantum
Menurut Iskandarwassid (2011: 61) metode kuantum
adalah metode yang bertumpu pda metode Freire dan Lozonov. Metode ini
mengutamakan percepatan belajar dengan cara keikutsertaan peserta didik dalam
melihat potensi diri dalam konsdisi penguasaan diri. Berdasarkan metode ini,
belajar adalah peristiwa yang kompleks.
10. Metode
Konstruktivistik
Menurut Iskandarwassid (2011: 62) metode ini
didasarioleh teori belajar kognitif yang menekankan pembelajaran kooperatif,
pembelajaran generatif, strategi bertanya, inkuiri, dan keterampilan
metakognitif. Metode ini berarti bahwa para peserta didik diajak menyusun
kembali rencana kerja, mensimulasikan seluruh proyek kerja, dan lain-lain.
11. Metode
Partisipatori
Menurut Iskandarwassid (2011: 62) metode parsipatori
menekankan kepada keterlibatan atau keikutsertaan peserta didik secara penuh.
Peserta didik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Mereka ditempatkan
sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, maka peserta didik dapat
menemukan hasil belajar.
12. Metode
Kontekstual
Menurut Iskandarwassid (2011: 62-63) pembelajaran
kontestual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu pengajar menghubungkan
mata pelajaran dengan situasi dunia nyata serta pembelajaran yang memotivasi
peserta didik agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan
sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
13. Metode
Pembelajaran Bahasa Komunitas
Menurut Iskandarwassid (2011: 63) dalam kegiatan
pembelajaran, pengajar cenderung pasif karena kedudukannya sebatas pembimbing
saja. Pesertad didik belajar secara berkelompok dengan posisi melingkar.
Pengajar tidak dapat berada di dalam atau tidak tergabung denganpara
pembelajar.
14. Metode
Respons Fisik Total
Menurut Iskandarwassid (2011: 64) proses
pembelajaran dengan metode respons fisik total adalah sebagai berikut.
a. Pengajar
memberi perintah kepada bebrapa peserta didik, kemudian memperagakannya
bersama-sama.
b. Peserta
didik mendemonstrasikan perintah tanpa pembelajar.
c. Peserta
didik belajar membaca dan menulis perintah.
d. Peserta
didik belajar memberikan perintah.
15. Metode
Cara Diam
Menurut Iskandarwassid (2011: 64) metode dilakukan
dengan cara pengajar tidak banyak berbicara atau diam. Setelah memberikan
beberapa petunjuk yang diperlukan pengajar lebih banyak diam dan para peserta
didik bekerja. Sikap diam dalam metode ini dianggap sebagai sikap positif agar
peserta didik dapat mandiri dan tidak selalu menunggu pengajar.
16. Metode
Sugestopedia
Menurut Iskandarwassid (2011: 65) dalam metode ini
diasumsikan bahwa relaksasi merupakan teknik yang tepat untuk digunakan.
Suasana yang dpat memberi sugesti, seperti alunan musik yang terdengar
sayup-sayup, dekorasi ruangan yang menarik, dan tempat duduk yang menyenangkan
sangat berperan penting.
C.
Hakikat
Teknik
KBBI (dalam Iskandarwassid, 2011: 66) mengartikan
bahwa teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu. Iskandarwassid (2011: 66)
menjelaskan bahwa teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang
digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung.
Teknik harus konsisten dengan metode. Oleh karena itu, teknik harus serasi dan
selaras dengan pendekatan.
Teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan
yang digunakan untuk menyelasaikan serta menyempurnakan tujuan langsung
(Iskandarwassid, 2011: 66). Teknik harus konsisten dengan metode.
Menurut Anthony dan
Allen & Champbell (dalam Tarigan, 1991:2), teknik bersifat
imperlementasional, yang secara berperan di dalam kelas. Teknik merupakan suatu
muslihat tipu-daya, atau penemuan yang dipakai untuk menyelesaikan serta
menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik haruslah konsisten dengan metode,
dan oleh karena itu harus selaras dan serasi dengan pendekatan.
Teknik ada dalam
strategi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya di dalam pembahasan
strategi, teknik berada pada strategi pembelajaran berpusat kepada guru dan
strategi berpusat kepada siswa. Dalam
kedua strategi tersebut, terdapat sejumlah teknik pembelajaran yaitu sebagai
berikut
(Suyono, 2012: 21).
Teknik yang tergolong dalam strategi pembelajaran
berpusat kepada guru
|
Teknik yang tergolong dalam strategi pembelajaran berpusat
kepada siswa
|
1.
Ceramah
2.
Praktik keterampilan
3.
Pertanyaan terarah
4.
Tugas membaca terarah/pemberian tugas
5.
Diskusi kelas
6.
Demonstrasi
7.
Presentasi berbasis media
8.
Keiatan konstruksi
9.
Ekspresi keindahan
10.
Kegiatan dengan peta dan globe
11.
Karya wisata
12.
Pembicara tamu
|
1.
Inkuiri
2.
Riset/kajian pustaka
3.
Permainan simulasi
4.
Bermain peran/sosio drama
5.
Pusat/pojok belajar
6.
Belajar dengan bantuan komputer
7.
Belajar bebas
8.
Konstruktivisme
9.
Pembelajaran kooperatif
|
Menurut Iskandarwassid
(2011: 66), macam-macam teknik adalah teknik diskusi, kerja kelompok, penemuan,
simulsi, unit teaching, sumbang
saran, inkuiri, eksperimen, demonstrasi, karya wisata, kerja lapangan, cara
kasus, cara sistem regu, latihan tubian, dan ceramah.
D.
Hakikat
Model Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah model yang dipilih dalam rencana pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan dilaksanakan dengan suatu sintaks
(langkh-langkah yang sistematis dan urut) tertentu (Suyono, 2012: 23).
Apabila antara strategi, metode, dan teknik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
disebutkan model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Menurut Joice dan Weil (dalam Jazuli, 2012: 10) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melakasanakan aktivitas belajar
mengajar.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada strategi, metode, atau teknik. Ciri-ciri khusus model
pembelajaran menurut Joice adalah sebagai berikut.
1. Rasional,
teoretis, logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai).
3. Tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat melaksanakan dengan baik.
4. Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Joice mengemukakan bahwa jenis-jenis model
pembelajaran adalah model interaksi sosial, model pengolahan informasi, model
personal humanistik, dan model modifikasi tingkah laku.
Referensi:
Iskndarwassid. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Jazuli. 2012. Jenis-jenis
Model Pembelajaran. Digilib.uinsby.ac.id (Jurnal). (Diunduh 07 Februari
2016).
Suyono.
2012. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tarigan,
Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran
Bahasa. Bandung: Angkasa.
Komentar
Posting Komentar