SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK

 

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK

    A.       Pengertian Linguistik
Istilah ‘linguistik’ berasal dari bahasa Inggris linguistics yang berarti ilmu yang mempelajari bahasa. Dalam bahasa Perancis disebut linguistique dan dalam bahasa Belanda disebut linguistiek. Ferdinan Dee Sanssure (Prancis) merupakan pelopor linguistik modern. Ia mengemukakan tiga istilah yang digunakan dalam linguistik yaitu language (bahasa secara umum), langue (suatu bahasa tertentu dalam otak manusia), dan parole (bahasa dalam wujud nyata yaitu berupa ujaran).
Menurut Chaer (2009: 3), “Linguistik (ilmu bahasa) adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajinnya.” Sehubungan dengan pendapat itu, Webster (dalam Soeparno, 2002: 9) mengemukakan bahwa linguistik adalah studi mengenai ujaran manusia meliputi kesatuan, hakikat, struktur, dan perubahan bahasa. Pakar lain yakni pakar sosiolinguistik yang juga menaruh perhatian dalam linguistik adalah Wardhaugh yang berpendapat bahwaa linguistik adalah studi atau kajian bahasa secara ilmiah (Soeparno, 2002: 9).
Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut, disimpulkan bahwa linguistik adalah ilmu yang mengkaji semua hal yang berkaitan dengan bahasa manusia seperti aturan-aturan, asal-usul, maupun perkembangan bahasa.

     B.       Pengertian Psikologi
Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu psyche berarti “jiwa” dan logos berarti “ilmu”. Berdasarkan pengertian tersebut, secara harafiah psikologi berarti ilmu jiwa. Menurut Chaer (2009: 2), “Psikologi adalah ilmu yang mencoba mempelajari perilaku manusia.
George Miller (dalam Sobur, 2003: 32) mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia. berbeda dengan itu, Morgan dan Hilgert (dalam Sobur, 2003: 33) mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mengakaji tingkah laku manusia dan hewan. Dalam buku Sobur tersebut pakar lain juga memberikan pendapatnya mengenai psikologi yaitu Robert S. Woodworth dan Edwin serta Herbet. Menurut Robert psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Berdasarkan pendapat tiga ahli yang telah disebutkan sebelumnya, disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mengkaji perilaku manusia. Perilaku manusia dikaji sejak ia lahir yaitu pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas di lingkungan sekitar, dan sebagainya.

    C.       Pengertian Psikolinguistik
Psikolinguistik berasal dari kata psikologi dan linguistik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, psikologi adalah ilmu yang mengkaji perilaku manusia, sedangkan linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa manusia. Berdasarkan pengertian tersebut, secara etimologi psikolinguistik dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji perilaku dan bahasa manusia.
Menurut Slobin dkk (dalam Chaer, 2009: 5), “Psikolinguistik adalah ilmu yang menjelaskan proses-proses psikologi ketika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya saat berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia. Lebih jelas lagi Chaer (2009: 6) mengemukakan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang menerangkan hakikat struktur bahasa, bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan saat bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah disebutkan sebelumnya disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mengkaji proses pemerolehan bahasa manusia.

    D.       Subdisiplin Psikolinguistik
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, psikolinguistik telah menjadi bidang ilmu yang sangat luas dan kompleks hingga menghasilkan subdisiplin psikolinguistik yaitu sebagai berikut (Chaer, 2009: 6).

    1.         Psikolinguistik Umum
Psikolinguistik umum adalah suatu studi mengenai bagaimana pemahaman orang dewasa mengenai bahasa, bagaimana memproduksi bahasa, dan bagaimana proses kognitif yang mendasari manusia menggunakan bahasa (Mar’at, 2009: 1).

    2.         Psikolinguistik Perkembangan
Psikolinguistik perkembangan adalah subdisiplin psikolinguistik yang menjelaskan proses pemerolehan bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2). Subdisiplin ini mengkaji proses pemerolehan fonologi, semantik, dan sintaksis secara berjenjang, bertahap, dan terpadu.
    3.         Psikolinguistik Terapan
Psikolinguistik terapan adalah subdisiplin psikolinguistik yang membahas penerapan subdisiplin-subdisiplin psikolinguistik ke dalam bidang-bidang tertentu yang memerlukannya. Subdisiplin ini meliputi psikologi, linguistik, pertuturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, pengajaran membaca neurologi, psikiatri, komunikasi, dan susastra.

    4.         Psikolinguistik Teoretis
Psikolinguistik teoretis adalah subdisiplin psikolinguistik yang membahas teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses mental manusia dalam berbahasa, misalnya dalam rancangan fonetik, pilihan kata, sintaksis, wacana, dan intonasi.

    5.         Psikolinguistik Sosial
Psikolinguistik sosial adalah subdisiplin psikolinguistik yang membahas bahasa berkenaan dengan aspek sosial penuturnya. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa bahasa bukan saja sebagai gejala dan identitas sosial melainkan juga ikatan batin yang sulit ditinggalkan.

    6.         Psikolinguistik Pendidikan
Psikolinguistik pendidikan adalah subdisiplin psikolinguistik yang mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal di sekolah seperti peranan bahasa dalam pengajaran bahasa dan pengajaran kemahiran berbahasa.

    7.         Psikolinguistik Neurologi
Psikolinguistik neurologi adalah subdisiplin psikolinguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa, berbahasa, dan otak manusia. Subdisiplin ini akan membahas struktur biologis otak manusia.

    8.         Psikolinguistik Eksperimen
Psikolinguistik eksperimen adalah subdisiplin psikolinguistik yang melakukan eksperimen terhadap kegiatan berbahasa pada satu pihak dan perilaku serta akibat berbahasa pada pihak lain.

     E.       Psikologi dalam Linguistik
Ada sejumlah pakar linguistik yang menaruh perhatian besar terhadap psikologi hingga munculnya psikolinguistik Salah satu pakar tersebut adalah Wilhelm Von Humboldt yang mengkaji hubungan antara bahasa dengan pemikiran manusia. Menurutnya, bahasa menentukan pemikiran manusia (Chaer, 2009: 12)..
Ferdinand de Saussure berpendapat bahwa objek kajian linguistik adalah langue yakni bahasa tertentu yang bersifat abstrak, sedangkan objek kajian psikologi adalah parole yakni tuturan konkret. Hal itu menunjukkan bahwa apabila ingin mengkaji bahasa secara lengkap maka linguistik dan psikologi harus digunakan. Saussure beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada dalam bahasa pada dasarnya bersifat psikologis.
Pakar linguistik lain yang juga berpengaruh dalam perkembangan psikolinguistik adalah Edward Sapir. Edward mengkaitkan psikologi dalam pengkajian bahasa. Menurutnya psikologi ada dalam linguistik karena bahasa terutama strukturnya merupakan unsur yang menentukan struktur pemikiran manusia (Chaer, 2009: 12).. Oleh sebab itulah psikologi dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat dalam pengkajian bahasa.
Berbeda dengan Edward, Leonard Bloomfield justru berpendapat bahwa pemikiranlah yang melahirkan bahasa. Contohnya adalah ketika seseorang mengalami tekanan emosi yang sangat kuat maka muncullah bahasa ekslamasi. Ketika seseorang ingin berkomunikasi maka lahirlah bahasa deklarasi. Ketika seseorang berkomunikasi dan ingin mengetahui muncullah interogasi.

     F.       Linguistik dalam Psikologi
Seperti halnya pakar linguistik yang menaruh perhatiannya terhadap psikologi, pakar psikologi juga menaruh perhatian terhadap linguistik yaitu sebagai berikut (Chaer, 2009: 13).
Pertama, John Dewey berpendapat bahwa bahasa hendaknya digolongkan berdasarkan aspek psikologis manusia. Beliau mencontohkan bahwasanya anak-anak akan mengerti makna bahasa apabila bahasa itu disesuaikan dengan kemampuan anak-anak memahami bahasa dan bukan kemampuan orang dewasa.
Kedua, Wundt sebagai pakar psikologi berpendapat bahwa bahasa adalah alat untuk melahirkan pikiran. Awalnya bahasa lahir dalam bentuk gerak-gerik, kemudian terjadi pertukaran komponen-komponen akal atau mentalisme yang diatur oleh alat pertukaran pikiran hingga menjadi bahasa. Wundt melakukan analisis psikologi yang terdiri dari dua aspek yaitu fenomena luar berupa citra bunyi dan fenomena dalam berupa rentetan pikiran. Dengan adanya citra bunyi tersebut, maka analisis psikologi akan berjalan dengan baik jika dikaitkan dengan bahasa dan rentetan pikiran.

    G.       Psikolinguistik sebagai Disiplin Ilmu yang Otonom
Disiplin ilmu psikolinguistik lahir karena pengakuan ahli-ahli psikologi dan ahli-ahli linguistik. Para ahli psikologi telah lama mengakui bahwa otak (akal) manusia itu menerima simbol-simbol linguistik, sedangkan para ahli linguistik juga mengaku bahwa sejenis motor-psiko-sosial telah dipastikan menggerakkan mesin tata bahasa dan leksikon (Chaer, 2009: 19). Menurut Miller sebagai pakar psikologi, tugas utama psikolinguistik adalah menganalisis proses-proses psikologi yang berlaku apabila orang menggunakan kalimat-kalimat. Hal itu diungkapkannya karena menurutnya bahasa adalah satu kemampuan manusia yang sangat rumit. Oleh sebab itu diperlukan ilmu yang dapat menjelaskan bagimana proses lahirnya bahasa di dalam otak manusia.
Pendapat Miller didukung oleh Chomsky sebagai ahli linguistik. Ia berhasil memberikan satu peraturan mengenai rumus-rumus tata bahasa yang memungkinkan seseorang membuat kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas. Melalui inovasi Chomsky lahirlah psikolinguistik yakni sebagai ilmu yang mengkaji proses berbahasa. Dalam psikolinguistik akan dijelaskan bagaimana bahasa menentukan perilaku manusia, dan sebaliknya bagaimana perilaku manusia menentukan bahasa.

         H.       Generasi dalam Psikolinguistik
Perkembangan psikolinguistik tidak terlepas dari para ahli psikologi dan ahli linguistik yang menaruh perhatiaanya di bidang bahasa maupun perilaku manusia. Menurut Mehler dan Noizet (dalam Chaer, 2009: 20), ada tiga generasi dalam psikolinguistik yaitu sebagai berikut.
         1.         Psikolinguistik Generasi Pertama
Dua tokoh psikolinguistik generasi pertama adalah C. Osgood dan T. Sebeok. Mereka berpendapat bahwa bahasa adalah satu sistem respon yang langsung tidak langsung terhadap stimulus verbal dan nonverbal. Orientasi stimulus-respon adalah orientasi psikologi yakni dalam aliran behaviorisme.
Tokoh yang lain dalam psikolinguistik generasi pertama adalah Bloomfield yang berpendapat bahwa bahasa adalah salah satu wujud tingkah laku manusia yang dinyatakan secara verbal (dengan kata-kata).
Selanjutnya yang menjadi tokoh utama dalam psikolinguistik generasi pertama adalah Skinner. Ia berpendapat bahwa berbahasa haruslah diartikan sebagai runtunan respon operan terkondisikan terhadap stimulus yang tersembunyi. Pada psikolinguistik generasi pertama ini dianalisis bagaimana manusia mengucapkan kalimat-kalimat.
         2.         Psikolinguistik Generasi Kedua
Tokoh psikolinguistik generasi kedua adalah Noam Chomsky dan George Miller. Mereka berpendapat proses berbahasa bukanlah butir-butir bahasa yang diperoleh melainkan kaidah dan sistem kaidahlah yang diperoleh.
Psikolinguistik generasi kedua ini mengkaji bahasa dan perilaku manusia lebih kompleks dari generasi pertama. Mereka menjelaskan bahwa tidak semua ciri-ciri fisik jelas dan terang ketika komunikasi verbal. Selain itu makna adalah sesuatu yang sangat kompleks yang menyangkut antarhubungan simbol-simbol. Ahli psikolinguistik generasi kedua ini juga berpendapat bahwa makna sebuah ujaran bukanlah makna dari kata-kata yang tersusun melainkan makna yang ada dalam otak manusia. Apabila pada generasi pertama menganalisis bagaimana manusia menghasilkan kalimat-kalimat, maka pada generasi kedua ini dianalisis bagaimana hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya yang diucapkan manusia.

         3.         Psikolinguistik Generasi Ketiga
Tokoh psikolinguistik generasi ketiga adalah G. Werstch. Ciri-ciri psikolinguistik generasi ketiga adalah berorientasi pada psikologi tetapi bukan psikologi perilaku. Menurutnya, terjadi proses yang serempak antara linguistik dan psikologi. Ciri-ciri selanjutnya adalah generasi ketiga tidak lagi hanya menganalisis bagaimana kalimat diucapkan manusia maupun bagaimana hubungan antarkalimat, melainkan menganalisis bagaimana keterlibatan kalimat dengan situasi dan konteks. Artinya, objek kajian pada psikolinguistik generasi ketiga lebih luas dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Referensi:
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teretik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mar’at, Sumsunuwijayati. 2009. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama.

Sobur, Alex. 2013. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.

Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana.


Komentar